Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, mendukung kegiatan riset dan kajian mengenai etika pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) pada sektor industri dan pendidikan. Hal itu sejalan dengan kebijakan Kominfo yang baru-baru ini telah meluncurkan pedoman etika penggunaan AI untuk sektor publik agar pemanfaatan AI aman dan produktif. “Kominfo sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh kampus terkait riset terkini perkembangan AI,” kata Nezar kepada wartawan di sela-sela kegiatan seminar Perkembangan Terkini Kecerdasan Buatan: AI Generatif Pertimbangan Etis dan Eksplorasi Pengelaman Global yang berlangsung di ruang Notonagoro, Fakultas Filsafat UGM, Rabu (27/12).
Nezar menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Fakultas Filsafat UGM yang mendorong pengembangan etika penggunaan AI yang saat ini tengah marak di kalangan generasi muda di seluruh dunia.“Setiap hari selalu ada perkembangan meski AI bukan barang baru. Bagaimana mesin ini bisa berpikir dan perkembangan sedemikian rupa sehingga kita perlu mempertimbangkan dari sisi etik. Bagi Fakultas Filsafat berbicara perkembangan teknologi berkaitan dengan soal kemanusiaan ini cukup relevan,” katanya.
Kajian yang dilakukan oleh Fakultas Filsafat dengan UNESCO terkait dengan etika AI ini menurutnya sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Kominfo yang telah membuat surat edaran pedoman AI meski surat edaran tersebut tidak memberikan dampak hukum bagi yang melanggar. “Setidaknya bisa menjadi rujukan awal dalam pengembangan dan penyusunan regulasi ke depan agar pelaku usaha bisa lebih aware,” jelasnya
Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Siti Murtiningsih, menuturkan Fakultas Filsafat memiliki perhatian serius terkait dengan perkembangan AI yang akhir-akhir ini sulit diprediksikan kemajuan yang telah dihasilkan. “Perkembangan AI sekarang ini semakin tidak terprediksikan dan Fakultas Filsafat turut serta bahu membahu agar pemanfaatan AI bisa berjalan seiring dengan kerja manusia dan teknologi ini tidak menggantikan peran manusia, namun menjadi kepanjangan tangan untuk membantu kita,” paparnya.
Seperti diketahui seminar yang diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat UGM ini bekerja sama dengan Kominfo dan Tandex Internasional ini menghadirkan pembicara diantaranya Vice President Strategy Yandex, Alexander Popovsky, dan Ketua Masyarakat AI Indonesia, Dr. Ir. Lukas.
Alexander Popovskiy mengatakan pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan pemerintah, industri dan perguruan tinggi di Indonesia dalam memberikan pengetahuan dan berbagi pengalaman dalam pemanfaatan teknologi AI. “Tujuan kami tidak hanya menciptakan forum untuk berbagi pengalaman yang relevan, namun juga memberikan nilai lebih pada topik AI dan perannya dalam menciptakan lingkungan teknologi yang lebih aman. Kami yakin Yandex akan berkontribusi pada komunitas digital dan teknologi di Indonesia dan pembangunan secara keseluruhan,” ujarnya.
Ketua Masyarakat AI Indonesia, Dr. Ir. Lukas, mengatakan teknologi AI dalam komunitasnya tidak hanya sebagai pengguna, namun diarahkan untuk mampu menguasai keterampilan teknologi AI. “Kita memang mau tidak mau menerima hal baru dengan kesadaran tapi bukan hanya sekedar konsumtif. Di komunitas kami, membangun semangat menguasai teknologi AI bekerja sama dengan pemerintah dan kalangan pengusaha. Kita ingin mengantar Indonesia emas 2045 bisa menjadi negara maju tidak hanya pintar menggunakan teknologi, namun menguasai dan menggunakannya dengan baik,” pungkasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Donnie Tristan