
Bank Sampah Lokalogi, sebuah inisiatif terbaru dari Komunitas Lokalogi Universitas Gadjah Mada, kini resmi beroperasi. Diluncurkan pada Sabtu (20/9). program ini membuka ruang aksi baru yang memungkinkan seluruh mahasiswa UGM menyetor dan menabung sampah mereka. Langkah ini merupakan perluasan upaya Lokalogi, yang sebelumnya berfokus pada intervensi pemilahan sampah di acara-acara kampus untuk mengurangi sampah yang terbuang ke TPA.
Ketua Lokalogi, Fatwa Elok Puspita Jati, menegaskan bahwa bank sampah ini merupakan langkah penting untuk mendorong mahasiswa lebih bijak dalam mengelola konsumsi sehari-hari.” jelasnya. “Inisiatif ini juga menjadi intervensi langsung terhadap sampah yang dihasilkan dari kos, rumah, maupun asrama dari mahasiswa UGM, tujuannya agar tidak terbuang langsung ke TPA.” kata Elok dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Jumat (3/10).
Untuk memastikan konsistensi dan jangkauan program, Elok menjelaskan bahwa setelah peluncuran perdana, Bank Sampah Lokalogi akan menjadi agenda rutin bulanan. “Kami merencanakan bank sampah akan dibuka dua kali dalam sebulan, yakni pada minggu kedua dan minggu keempat.” Jadwal rutin ini dibuat untuk memfasilitasi mahasiswa dan masyarakat sekitar yang kesulitan mencari tempat penyetoran sampah.
Program ini segera menuai respons positif. Petugas Harian Penerimaan Bank Sampah Lokalogi, M. Helmi Ariyanto, mencatat bahwa antusias mahasiswa tergolong tinggi. Helmi memerinci total sampah yang berhasil dihimpun mencapai 7,67 kilogram. “Sampah didominasi oleh jenis daur ulang bernilai tinggi seperti kardus sebesar 1.9 kg, dupleks 1,51 kg, dan botol PET 1,215 kg.” jelasnya.
Elok berharap, tingginya minat ini diharapkan menjadi penanda yang positif. “Peningkatan jumlah nasabah dapat mencerminkan semakin banyak yang peduli terhadap isu sampah dan semakin konsisten terhadap pemilahan sampah di lingkungan kampus.” pungkasnya.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Lokalogi