Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) kembali diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di tahun ini. UGM Yogyakarta, dan perguruan tinggi lainnya memiliki persentase partisipasi mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, sosialisasi IISMA bagi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, VI, dan VI dilaksanakan pada Rabu (3/1).
Dr. Rachmat Sriwijaya, Ketua Program IISMA, menyampaikan adanya penambahan kuota mahasiswa untuk program IISMA karena peningkatan antusiasme dan partisipasi dari tahun ke tahun.
“Tahun 2024 ini akan ada peningkatan kuota. Jika tahun 2021 kita mulai dengan 1.000, kemudian 2022 kita buka dengan 1.100. Lalu 2023 kita tingkatkan 1.984, dan harapannya tahun ini dapat diberangkatkan sekitar 3.000-3.300 awardees. Kami berharap antusiasme mahasiswa terus meningkat tidak hanya di pulau Jawa, agar terjadi pemerataan,” paparnya. Seluruh awardees tersebut nantinya akan tersebar ke 140 mitra dari 35 negara yang terdaftar mulai tahun 2024.
Terdapat tiga jalur penerimaan program IISMA, yakni afirmasi, reguler, dan co-funding. Jalur afirmasi dikhususkan bagi mahasiswa bidik misi, penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), dan mahasiswa di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Jalur ini diberikan untuk membuka peluang merata bagi seluruh mahasiswa Indonesia, terutama yang terkendala secara ekonomi. Sedangkan bagi mahasiswa lainnya dapat mendaftar melalui jalur reguler atau jalur umum. Kedua jalur ini akan dilaksanakan secara bersamaan mulai dari proses pendaftaran, seleksi, pengumuman, hingga keberangkatan.
Bagi mahasiswa yang belum beruntung di jalur reguler, IISMA masih membuka kesempatan dengan jalur co-funding atau pendanaan parsial antara mahasiswa dengan Kemendikbudristek.
“Perbedaan jalur co-funding ini adalah bahwa tidak semua kampus bisa didaftar. Ada beberapa mitra yang tidak memungkinkan untuk pendaftar co-funding. Kemudian perbedaan lainnya adalah bahwa pendanaan dilakukan secara parsial. Kita hanya memberikan pendanaan untuk administrasi kampus, tuition fee, dan biaya tiket keberangkatan,” ujar Senior Manager Operasional dan Pengelola IISMA, Dr. Andi Rahardian Wijaya.
Andi kembali mengingatkan bahwa pelaksanaan program IISMA perlu didukung penuh oleh partisipasi mahasiswa untuk menghadapi tantangan Industri 4.0. Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan di tengah jumlah tenaga kerja yang bertumbuh pesat. Sayangnya, kompetensi atau kemampuan penguasaan teknologi masih minim dikuasai oleh masyarakat, khususnya mahasiswa. Proses belajar di negara lain tidak hanya memberikan kesempatan untuk memperdalam berbagai kompetensi, namun juga menyediakan ruang belajar di luar kampus dan tetap bernilai selaras dengan program studi.
“Terdapat 10 kompetisi yang akan dibutuhkan di masa depan. Mulai dari sense-making, transdiciplinary, sampai dengan computational making dan virtual collaboration. Nah itulah kenapa kemudian kami membuat program ini di mana mata kuliah yang akan teman-teman ambil adalah mata kuliah yang mendukung 10 kompetensi,” tambah Andi.
Program IISMA akan resmi dibuka pada akhir Januari hingga Februari 2024.
Penulis: Tasya