Beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi mengubah cara pandang manusia dalam memahami, mendiagnosis, dan mengobati berbagai kondisi medis. Teknik biomedis sebagai bidang interdisipliner yang menggabungkan prinsip-prinsip teknik dengan ilmu biologi dan medis, kini hadir untuk meningkatkan perawatan kesehatan. Dengan perangkat medis yang canggih hingga penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) dalam mendiagnosis, teknologi biomedis terus membuka jalan bagi inovasi yang dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia. Menyoroti potensi besar bidang teknik biomedis, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Simposium Teknik Biomedis, Kamis (14/11) lalu. Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Gedung Prof. Roosseno Soerjohadikoesoemo ini mengangkat tema ‘Penguatan Peran P2TBI dalam Menyongsong Sinergi Pendidikan Teknik Biomedis dan Sektor Kesehatan Indonesia’.
Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Teknik dalam sambutannya mengungkapkan bahwa teknik biomedis memiliki proyeksi pertumbuhan pasar yang besar hingga tahun 2030. Bahkan teknik biomedis memiliki peluang besar bagi Indonesia untuk berkontribusi secara global dalam inovasi teknologi kesehatan. “Kolaborasi antara pendidikan teknik biomedis dan sektor kesehatan ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia,” tuturnya.
Namun sayangnya, meningkatnya kebutuhan akan alat kesehatan di Indonesia, sebagian besar masih bergantung pada impor sehingga penting untuk mendorong sinergi antara pendidikan teknik biomedis dan sektor kesehatan. Ketua Perkumpulan Studi Teknik Biomedis Indonesia (P2TBI), Prof. Dr. Tri Arief Sardjono, S.T., M.T., menuturkan ada dua kendala utama yang harus dihadapi oleh industri alat kesehatan di Indonesia. Pertama, lemahnya ekosistem produksi alat kesehatan (alkes) nasional mulai dari industri bahan baku hingga industri penunjang lain yang dapat menambah fasilitas pengujian alkes. Kedua, ketidakjelasan pembagian pendidikan berbasis jenjang antara D4 sebagai teknisi biomedis dan S1 sebagai insinyur biomedis. “Institusi pendidikan harus fokus membekali mahasiswa dengan kompetensi yang sesuai karena nantinya peran mereka juga berbeda ya, sementara sertifikasi kompetensi dapat difasilitasi oleh lembaga, seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” jelas Arief.
Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., selaku Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Kemendikti Saintek RI, menekankan pentingnya literasi kecerdasan buatan bagi mahasiswa teknik biomedis untuk menghadapi tantangan global, terutama dalam aspek etika dan keamanan. Ia juga mengingatkan perlunya pemerataan program studi teknik biomedis agar kontribusi sektor ini dapat dirasakan di seluruh Indonesia.”Kita perlu memperkuat literasi teknologi, khususnya AI, dalam menghadapi perubahan lanskap kerja yang dipengaruhi oleh otomatisasi. Karena pendidikan itu harus responsif terhadap tren global,” katanya.
Guru Besar Ilmu Teknik Biomedis FT UGM, Prof. Ir. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., menggarisbawahi urgensi pembentukan asosiasi profesional untuk mendukung insinyur biomedis dan memastikan pengakuan kompetensi mereka melalui sertifikasi seperti Surat Tanda Registrasi Elektromedis (STR-E). “Sertifikasi formal ini untuk menjamin standar kompetensi lulusan teknik biomedis yang sesuai dengan kebutuhan institusi kesehatan,” ucapnya.
Selain diskusi mengenai tantangan dan peluang dalam masa depan Teknik Biomedis, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan guest lecture dari Masumi Taki, Associate Professor, University of Electro-Communications (UEC) Tokyo yang membahas tentang pengembangan BioTCI (BIOmolecular Targeted Covalent Inhibitor), dan Ts. Dr. Mohd Ibrahim Shapiai, Associate Professor, Direktur CAIRO, Universiti Teknologi Malaysia (UTM) yang membahas mengenai perspektif terkait kurikulum teknik biomedis dan sinergi lintas negara dalam pengembangan pendidikan.
Penulis : Triya Andriyani
Foto : Dokumentasi Fakultas Teknik