FEB UGM mengambil langkah progresif untuk mempersiapkan pemimpin masa depan dalam bidang ilmu ekonomika dan bisnis. Langkah ini ditempuh untuk mengembangkan aspek keberkelanjutan guna mempersiapkan menghadapi tantangan dalam dinamika global.
“Sesuai dengan misi baru FEB UGM untuk nurturing future-ready leaders to foster sustainability, maka di bidang akademik dan kemahasiswaan telah dilakukan respon dalam lima area utama,” ungkap Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D. selaku Wakil Dekan FEB UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Selasa (14/5) di Kampus FEB UGM.
Terkait hal ini, langkah pertama FEB UGM memperluas aksesibilitas bagi seluruh masyarakat untuk melanjutkan studi di FEB UGM, termasuk bagi masyarakat dengan kerentanan ekonomi, sosial, maupun geografis (3T). Kebijakan tersebut tentunya sejalan dengan komitmen fakultas dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, bermartabat, toleran terhadap keberagaman dan inklusif, serta berkelanjutan.
“Kami memberikan kesempatan luas kepada putra-putri terbaik bangsa, termasuk dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk berkuliah di FEB UGM. Jadi upaya yang dilakukan FEB UGM untuk menumbuhkembangkan pemimpin masa depan ini tidak lantas berarti eksklusif namun terbuka atau inklusif bagi semua lapisan masyarakat,” tegas Bayu.
Kedua, pengembangan kurikulum di FEB UGM dilakukan selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pengembangan kurikulum tersebut diantaranya terlihat dalam pengembangan berbagai mata kuliah seperti Business Ethics and Sustainability, konsentrasi baru Sustainability Management di prodi Magister Manajemen, mata kuliah Sustainable Accounting di program Magister Sains dan Doktor, Ekonomi Hijau di prodi Magister Ekonomika Pembangunan, serta program ASEAN Master in Sustainable Management.
“Dengan memasukkan isu keberlanjutan dalam kurikulum menjadi langkah penting dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan yang bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan sosial dan alam,” ujarnya.
Bayu menambahkan dalam upaya mempersiapkan calon pemimpin masa depan, FEB UGM juga menghadirkan aspek Artificial Intelligence (AI), teknologi, dan sistem informasi dalam kurikulum pendidikan pada program sarjana. Hal tersebut telah diimplementasikan pada prodi Akuntansi yang menambahkan materi terkait teknologi dan sistem informasi. Terdapat tujuh mata kuliah atau setara dengan 21 satuan kredit semester (sks) yang wajib diambil oleh mahasiswa.
Ketiga, FEB UGM juga mendorong proses pembelajaran yang inovatif dengan menyediakan sumber pembelajaran secara online, termasuk basis data seperti Bloomberg, Osiris, dan CEIC. Selain itu, FEB UGM juga berupaya meminimalisir timbulnya sampah plastik dalam kegiatan pembelajaran, termasuk dari konsumsi air minum dalam kemasan, melalui budaya penggunaan termos air minum pribadi (tumbler) dan menyediakan air minum isi ulang gratis melalui water fountain dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) UGM.
“Kebijakan ini tentunya ditujukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah lingkungan,” paparnya.
Keempat, FEB UGM fokus terhadap upaya peningkatan prestasi mahasiswa dan memfasilitasi kegiatan yang berwawasan berkelanjutan di dalam organisasi kemahasiswaan. Dukungan dan fasilitasi tersebut mampu mendorong mahasiswa untuk mengukir prestasi. Beberapa diantaranya adalah keberhasilan mahasiswa FEB UGM yang turut berpartisipasi dalam Harvard Project College for Asian and International Relation (HPAIR) Harvard Conference 2024 yang berlangsung di Cambridge, Boston, pada bulan Februari 2024 dan meraih juara tiga sekaligus most aigle team dalam kompetisi kompetisi bisnis tingkat internasional ICAEW Mainland China & South-East Asia Business Challenge 2024 berlangsung pada 11 Mei 2024 di Jakarta.
Terakhir, FEB UGM berupaya mengembangkan lulusan yang siap menjadi pemimpin masa depan yang memiliki wawasan keberlanjutan. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan pembekalan dan penyiapan karir bagi mahasiswa yang berorientasi pada keberlanjutan.
“Melalui berbagai pendekatan komprehensif ini, harapannya FEB UGM dapat berkontribusi dalam menghasilkan pemimpin masa depan yang berkualitas sekaligus berkelanjutan,” pungkasnya.
Reportase dan penulisan/ Humas FEB UGM: Kurnia Ekaptiningrum