
Seringkali kecanduan game banyak dialami oleh anak muda di era digital. Bagi sebagian orang, bermain game hanya sebatas hiburan, tetapi bagi yang lain, game bisa menjadi candu yang mengorbankan banyak hal dalam hidup. Namun tidak untuk Samuel Lie, mahasiswa Fakultas Teknik berhasil mengubah kecanduannya menjadi motivasi untuk meraih kesuksesan dalam akademik, sosial, dan karir. Padahal ia sempat berada di fase tidak bisa lepas dari gadget, hingga menjadikannya kecanduan bermain game.
Menyadari bahwa ia bukan anak pintar sejak kecil, sebagai mahasiswa, Samuel mengaku harus bekerja keras 10 kali lebih banyak dibandingkan teman-temannya. Di tipa semester dia menargetkan IPK minimal 3.0 untuk mempertahankan beasiswa. “Saya menemukan sistem belajar yang lebih efektif. Semester pertama fokus pada algoritma belajar dan membangun sistem pembelajaran, dan menghasilkan IPK 3.50,” katanya, Kamis (5/6).
Di semester 2, Samuel bercerita ia mencoba memperluas relasi dengan bergabung dalam BEM, menjadi MC, serta aktif di berbagai acara. Semester ketiga mulai mencari prestasi melalui kompetisi, dengan hasil memenangkan lima lomba. Bahkan di semester 3 ini, Samuel berhasil meraih IPK 3.90. Selanjutnya pada semester keempat, ia mulai menekuni dunia content creator, dan memperoleh lebih dari 100K followers di Instagram hanya dalam waktu tiga bulan. Kini, dengan 142.000 follower, ratusan konten motivasi sudah memenuhi beranda instagramnya, dan menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin tahun seputar strategi sukses di dunia akademik, hingga akhirnya dunia konten kreator dapat membiayai dirinya sendiri tanpa bantuan orang tua.”Saya ngonten bukan untuk mencari validasi atau kebanggan diri, tetapi untuk menjadi motivasi dan role model buat semua orang yang dianggap ”biasa saja”. Saya sudah membuktikan, kalau anak yang ”biasa saja” sejak SD – SMA, bisa sukses di perkuliahan”, terang Samuel penuh semangat.
Saat ini, ia tengah mendedikasikan dirinya menjadi motivator bagi teman-teman sebayanya seputar sukses studi melalui konten IG-nya, samliee_. Lewat video konten yang ia buat, Samuel ingin membantu teman-teman yang dianggap ”biasa saja” tersebut bisa sukses kuliah. ”Karena kunci dari sukses kuliah itu bukanlah bakat, melainkan konsistensi”, tegasnya.
Ia pun punya strategi khusus agar pekerjaan sebagai konten kreator menjadi kegiatan yang tidak mengganggu perkuliahan. ”Bisa terkendali dengan time management,” jelas mahasiswa angkatan 2023 ini.
Samuel selalu menerapkan skala prioritas pada agenda kegiatan yang diaturnya menggunakan google calendar. Prioritas pertamanya adalah ”kelas”, di luar itu, waktunya digunakan untuk membuat konten. ”Saya sudah terbiasa mengikuti berbagai macam acara sejak semester 2, dan sekarang sebagai konten kreator, saya tinggal mensubstitusikan kesibukan yang biasanya di organisasi ke dunia konten kreator”, ungkapnya.
Pernah Kecanduan Game
Samuel mengaku ia sempat mengalami kecanduan game sejak kecil saat ia dipercaya memegang smartphone oleh orang tuanya untuk komunikasi dan produktivitas, justru lebih banyak menggunakan gadget untuk bermain game. Saat itu Samuel bermain mobile legend hampir 16 jam setiap hari tanpa berhenti, hingga mengorbankan waktu tidur.
Kecanduan game terus berlanjut dari kelas 7 SMP hingga kelas 2 SMA. Teguran dari orang tua tidak pernah berhenti, namun baru terasa saat mereka lelah dan berhenti menegur. Saat itulah kesadaran mulai muncul. Tidak hanya itu, ia melihat teman-teman sebaya yang jarang bermain game memiliki kredibilitas tinggi. ”Mereka berprestasi, aktif berorganisasi, dan pandai berbicara di depan umum,” kata Samuel.
Keinginan untuk menjadi seperti mereka menjadi titik balik yang mengubah perspektifnya. Kesadaran yang menjadi titik balik ini membawa Samuel menemukan konsep “reverse gaming”, senjata yang menjadi strategi utamanya untuk lepas dari kecanduan. Menurut Samuel, hidup dianalogikan seperti game, jika kerja keras akan mendapatkan ‘gold’.
Dari konsep itu, Ia mulai tekun belajar agar menjadi lebih hebat, dan membangun kebiasaan baru untuk meningkatkan kemampuan diri. ”Saya mulai berolahraga, membaca buku setiap hari, bergabung dengan OSIS, dan memperbanyak relasi,” terangnya.
Perubahan ini perlahan-lahan menggantikan adiksi game dengan motivasi untuk berkembang. Setelah lepas dari kecanduan, ia menyadari banyak waktu yang telah terbuang dan ia menyesali hal itu. Namun, perjalanan baru dimulai saat ia diterima di Teknik Mesin UGM melalui jalur SNBT. Inilah yang menjadi transformasi Samuel di Dunia Akademik dan Sosial.
Dengan passion di bidang public speaking, samuel bercita-cita menjadi seorang mentor dan public speaker untuk membantu mahasiswa sukses di akademik, prestasi, sosial, dan finansial. Untuk mencapai tujuan itu, ia sedang membangun startup bernama Skademy (Sukses Kuliah Academy), yang bertujuan membimbing mahasiswa agar tidak mengulangi kesalahan seperti dirinya. Transformasi dari kecanduan game menjadi kecanduan kehidupan membuktikan bahwa perubahan selalu mungkin terjadi. “Lewat mindset yang tepat, seseorang dapat mengubah kebiasaan buruk menjadi motivasi besar untuk berkembang dan sukses,” pungkasnya.
Reportase : B. Diah Listianingsih/Humas DPP
Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson