Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga sekaligus bagian dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Mars Ega Legowo Putra, S.T., M.B.A., memberi pembekalan kepada 1.423 Calon Wisudawan di Grha Sabha Pramana, Selasa (21/5). Di hadapan para calon wisudawan, Ega mengatakan persaingan dalam dunia kerja merupakan tantangan sekaligus motivasi. Ega bercerita bahwa dirinya dulu kerap mengikuti program try out yang diadakan oleh berbagai perusahaan. Usaha tersebut ternyata membawanya pada tawaran pekerjaan yang ia dapatkan. Bahkan ia bisa mendapatkan pekerjaan sebelum lulus kuliah. “Yang hendak saya katakan adalah teman-teman disini dapat melakukan curi start sehingga bisa memperkaya pengalaman kerja nantinya,” ujarnya.
Menurutnya, kompetensi dan skill merupakan salah satu bahan penilaian yang dipegang oleh setiap bagian SDM perusahaan. Ega membagikan lima kriteria penting yang dicari pada seorang karyawan, yakni kepribadian, motivasi, kompetensi dasar, energi, dan reputasi. “Selain mencari karakter yang sesuai dengan posisi yang diincar, penting juga untuk memahami motivasi calon seperti kontribusi yang ingin mereka berikan, kompetensi dasar yang mereka kuasai, energi untuk melakukan eksekusi, serta kemampuan untuk menjaga reputasi yang baik,” paparnya.
Ega juga memberikan konsep Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) yang dapat digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang cepat berubah dan sulit diprediksi. Menurutnya penting bagi calon pekerja untuk memiliki strategi yang lebih adaptif dan responsif dalam menghadapi lingkungan yang tidak stabil dan berubah dengan cepat. Ega mengarahkan calon wisudawan untuk mempersiapkan mission statement setiap hendak melamar pekerjaan. “Dapat berupa kontribusi, yakni cara kita mengutamakan kewajiban daripada hak, dilanjutkan dengan keberlanjutan untuk memastikan bahwa kontribusi kita akan menciptakan perusahaan yang berkelanjutan, serta nasionalisme dan pembangunan,” ucapnya.
Ketua KAGAMA Filsafat UGM, Drs. Achmad Charris Zubair yang ikut hadir memberi pembekalan kepada calon wisudawan mengatakan bahwa gelar sarjana yang disandang menjadi bagian dari estafet perjalanan hidup untuk bisa mengabdikan diri kepada masyarakat, bangsa dan negara. “Perlu diingat bahwa menjadi sarjana, bukanlah titik akhir, melainkan titik penting dalam kehidupan kita. Karena besok, gelar itu harus dibuktikan dengan kiprah nyata di masyarakat yang luas,” ujarnya.
Penulis: Dita
Editor: Gusti Grehenson