Maggot atau Larva Black Soldier Fly (BSF) merupakan tipe lalat yang biasa digunakan untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Selain mampu menguraikan sampah, larva ini memiliki potensi sumber ekonomi baru sebagai bahan baku protein pakan ternak. Pasalnya, produksi pakan nasional saat ini mencapai lebih dari 21 juta ton per tahun dengan kebutuhan protein yang sangat tinggi. Tantangan besar yang dihadapi industri pakan dalam pemenuhan bahan baku protein. “Maggot menawarkan solusi berkelanjutan karena mampu mengubah sampah organik menjadi sumber protein pakan yang bernilai ekonomi,” Dr. Dosen Fakulats Peteranakan UGM Dr. Muhsin Al Anas, S.Pt., Workshop Pengolahan Sampah Batch 2 di Fakultas Peternakan UGM, Rabu (17/12).
Dalam penjelasannya, ia menyampaikan bahwa larva BSF tidak hanya berfungsi sebagai bahan baku pakan, tetapi juga sebagai feed additive dan feed supplement yang dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan imunitas ternak. “Lewat pengembangan teknologi pelet pakan berbasis BSF, produktivitas ternak dapat ditingkatkan sekaligus menekan ketergantungan pada bahan pakan impor,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muhsin memaparkan bahwa inovasi maggot farming juga berperan penting dalam pengelolaan sampah terpadu. Limbah dari rumah tangga, industri unggas, hingga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh larva, menghasilkan produk turunan berupa tepung dan minyak larva yang telah dikembangkan sebagai pakan fungsional berbasis riset.
Rima Amalia Eka Widya, S.S., M.A selaku Koordinator Proyek CircuLife dalam workshop mengatakan soal pentingnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah sebagai upaya menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan dan berdampak nyata. Workshop sesi pertama menghadirkan materi Pengolahan Sampah Organik melalui Ecoenzyme yang disampaikan oleh Drs. Sarwa Sigid dari Komunitas Ecoenzyme Nusantara.
Dalam sesi ini, para peserta dibekali pemahaman mengenai pemanfaatan limbah organik rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan yang aplikatif dan mudah diterapkan di tingkat komunitas.Melalui Workshop Pengolahan Sampah Batch 2 ini, Fapet UGM berharap peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu mengimplementasikan praktik pengolahan sampah organik secara mandiri di lingkungan masing-masing.
Reportase: Satria/ Humas Fakultas Peternakan UGM
Penulis : Agung Nugroho
Foto : @aliansizerowaste.id
