Universitas Gadjah Mada kembali menerjunkan mahasiswanya untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tidak terkecuali bagi mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan sarjana di UGM. Hal ini seperti yang dilaksanakan mahasiswa UGM di Desa Tirtoadi dan Desa Tlogoadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Yogyakarta. Dari 29 peserta KKN yang berasal dari lintas Fakultas, ada dua mahasiswa asal Jerman dan satu mahasiswa berasal dari Prancis. Mereka ikut berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan menjalankan program kerja meski terkendala bahasa.“Kendala utama tentunya perbedaan kultur karena bahasa dan kebiasaan yang berbeda. Saya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi. Beruntung kami memiliki tim yang solid, mereka banyak membantu saya untuk berinteraksi dengan warga,” kata Christine, mahasiswa asal Jerman, Kamis (8/8).
Dalam pelaksanaan program KKN, selain dibantu oleh masyarakat di dua desa, para mahasiswa mendapatkan dukungan dari perangkat desa, baik kepala dukuh, ketua RT dan RW, yang membantu mereka menjalankan berbagai program, termasuk pengolahan sampah, pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), penurunan angka stunting, serta sosialisasi hidup bersih dan sehat.
Mahasiswa asing lainnya, Lilu dari Prancis mengatakan, berusaha memahami Bahasa Indonesia dan mencoba berbaur dengan warga. “Senang sekali bisa bergabung di KKN ini, saya jadi belajar tentang budaya lokal, punya banyak teman baru, saya harap setelah program ini selesai tetap bisa menjalin komunikasi dengan tim dan warga desa di sini,” tuturnya.
Selama KKN berlangsung, Lilu aktif terlibat dalam program pengolahan sampah. Program ini tidak hanya berfokus pada pengendalian pencemaran lingkungan, tetapi juga berupaya mendorong masyarakat untuk mampu memanfaatkan sampah menjadi produk bernilai tinggi yang dapat dimanfaatkan kembali. Dengan pendekatan ekonomi sirkular, mahasiswa mengajarkan mengolah limbah organik yang berasal dari sisa makanan rumah tangga untuk budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF), serta sampah sapuan daun menjadi pupuk organik. “Karena kami merupakan mahasiswa internasional, kami memiliki misi agar anak-anak sekolah di sekitar desa bisa terpapar bahasa asing. Kami menjadi guru bahasa inggris di sekolah dasar,” ucap Nicole penuh semangat. Ia mengaku senang dan mengucapkan terima kasih ke UGM karena sudah dilibatkan dalam KKN dan memberikan pengalaman yang luar biasa.
Kepala Desa Tirtoadi, Mardiharto, menyambut baik program kerja yang dijalankan oleh para mahasiswa KKN. Mardiharto mengungkapkan bahwa program prioritas desa adalah pemanfaatan lahan pekarangan dengan pertanian terpadu dan pengolahan limbah organik. “Kebetulan lahan pertanian banyak berkurang karena pembangunan jalan tol yang melewati desa kami. Jadi kami berupaya bagaimana warga bisa memaksimalkan pekarangannya untuk ditanami sayur, beternak ayam petelur skala kecil, ataupun untuk budidaya ikan dalam ember,” ungkapnya.
Mardiharto berujar jika masyarakat bisa mengupayakan pangannya secara mandiri, maka angka stunting pada anak dapat ditekan. “Jika ada kelebihan produksi sayur, telur, atau ikan, bisa ditukar dengan beras ataupun komoditas lain, yang penting gizi keluarga terjaga dulu baru dijual,” ujarnya.
Ia menambahkan sebagai usaha untuk mengurangi timbulan sampah, Mardiharto telah menggerakkan warganya untuk memilah sampah. Dia beranggapan upaya kecil yang dilakukan bisa mengurangi beban TPA Piyungan mengingat DIY masih darurat sampah. “Adik-adik mahasiswa juga memiliki program untuk mengolah sampah organik dan anorganik. Sangat sejalan dengan program kami. Sebetulnya kami sudah mencoba budidaya maggot BSF dari limbah sisa makanan, semoga dengan kehadiran mahasiswa KKN bisa berjalan dengan lebih baik,” ucapnya.
Mardiharto bertutur maggot BSF yang dihasilkan oleh warga bisa menjadi pakan ikan dan juga ternak, sedangkan kasgot nantinya akan digunakan sebagai pupuk organik yang dapat menyuburkan lahan pekarangan agar lebih produktif untuk menghasilkan sayuran.
Kepala Subdirektorat KKN, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM memberikan apresiasi kepada perangkat desa yang telah menerima dan membantu mahasiswa KKN untuk menyelesaikan program kerjanya. Program yang mahasiswa jalankan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin mengakhiri kelaparan melalui pencegahan stunting, pengembangan UMKM untuk pengentasan kemiskinan karena masyarakat diajak untuk berdaya dalam menggerakkan ekonomi, sekaligus menjaga ekosistem darat melalui pengolahan sampah. “Kami harap yang dilakukan mahasiswa ini menjadi peninggalan baik yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” pungkasnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto