Potensi diri merupakan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, termasuk kelebihan, kekurangan, tantangan, dan kesempatannya masing-masing. Untuk menemukannya, kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu dengan mencoba dalam rangka mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Hal itu mengemuka dalam Talkshow Mahasiswa Inspiratif digelar sebagai bagian rangkaian acara Pionir Morfogenesis di halaman Gedung Pascasarjana Tahir Foundation, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Kamis (1/8).
Talkshow kali ini menghadirkan tiga orang mahasiswa dan alumni berprestasi dari masing-masing program studi (prodi) dari FK-KMK untuk membagikan cerita dan pengalaman mereka yang diharapkan dapat memberikan inspirasi mahasiswa baru angkatan 2024. Ketiga pembicara tersebut adalah Brian Arianto Tanuwidjaja dari program studi Kedokteran, Kartika Arivia Khairunnisa, S.Gz. dari prodi Gizi Kesehatan, dan Syafira Izza Azzahra Adani dari prodi Keperawatan.
Syafira membagi tips untuk menggali dan mengembangkan potensi diri masing-masing dengan manajemen diri dan waktu, serta berbagai tips lain untuk meraih prestasi baik secara akademik maupun non akademik dari perspektif dan pengalaman tiap pembicara. Menurutnya, potensi diri merupakan keunikan yang ada pada tiap individu. Untuk menemukannya kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu. “Caranya kita harus ikut banyak pengalaman. Take a chance gitu, dan juga sering-sering refleksi diri. Kita tahu suka apa, dan kita tahunya apa, dan kita gali terus di situ untuk tahu lebih lanjut,” katantya
Kartika Arivia Khairunnisa juga membagikan tipsnya sebagai mahasiswa berprestasi, yaitu dengan mengetahui dan memiliki tujuan yang jelas, serta memiliki manajemen waktu yang bagus, terlebih untuk mereka yang berkuliah di FK-KMK. “Seperti yang kita tahu ya, FKKMK, entah apapun prodinya pasti kita bergelut waktu, dan terkadang kami, teman-teman dari Kedokteran, Gizi Kesehatan, atau Keperawatan 24 jam satu hari itu gak cukup teman-teman. Jadi bagaimana cara kita memanajemen waktu,” terangnya.
Brian mengatakan bahwa kegagalan adalah guru yang terbaik. Ia menceritakan pengalamannya yang gagal mengikuti program pertukaran mahasiswa, IISMA, untuk mempercayai bahwa hal tersebut mungkin belum menjadi rezekinya. Namun ia tetap membesarkan hatinya, dan mempercayai rencana Tuhan.
Para mahasiswa berprestasi ini juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dalam proses belajar agar bisa meraih prestasi akademik maupun non akademik.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson