![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/20765-736x510.jpg)
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari oleh banyak orang. Tingginya kebutuhan akan protein hewani in berkorelasi terhadap naiknya permintaan telur. Oleh karena itu, telur yang bersih dan bebas penyakit tentu menjadi sebua keniscayaan agar telur tidak menyebarkan sumber penyakit yang bisa berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah kemunculan penyakit tifus atau typhoid. “Penyakit ini muncul pada telur yang mengandung bakteri Salmonella sp”, ujar Salma Nur Azizah mahasiswa Fakultas Peternakan UGM angkatan 2022, Kamis (6/2)
Melihat permasalahan tersebut, Salma bersama rekan mahasiswa lainnya Mohammad Rizky Zulfahmi mengggagas pemanfaatan sinar ultraviolet C (UV-C) untuk mengatasi Salmonella sp. di industri peternakan ayam petelur. Salma menjelaskan sinar UV-C memiliki rantai gelombang terpendek diantara sinar untraviolet lainnya. Bahkan dari berbagai referensi yang mereka pelajari,sinar UV-C memiliki kekuatan yang cukup untuk merusak DNA bakteri, termasuk bakteri Salmonella sp.“Penggunaan sinar UV-C dalam mengatasi kontaminasi bakteri Salmonella sp. merupakan langkah yang efektif dan sederhana. Sinar UV-C akan menghentikan pertumbuhan bakteri patogen melalui proses penghancuran rantai DNA,”paparnya.
Rizky Zulfami menambahkan alat instalasi mengatasi bakteri Salmonella sp. sistem ultraviolet C (UV-C) ini menggunakan sumber arus listrik dan terdiri atas beberapa bagian, yaitu kontrol panel, plastik sterilisasi, egg tray, roda pemindah mesin, rangka, gigi roda, roll berjalan, dan lampu sinar UV-C. Secara spesifik sinar UV-C tersebut dapat membunuh bakteri Salmonella sp. umumnya 10-15 menit tergantung panjang gelombang dan waktu penyinaran. “Pemasangan sinar UV-C di conveyor setelah proses grading dapat mengoptimalkan waktu secara efisien dalam skala industri. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan teknologi metode sterilisasi dengan sinar UV-C dalam industri peternakan ayam petelur untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pangan,”urai Rizky.
Gagasan kreatif dua mahasiswa Fapet di bawah bimbingan dosen Fapet, Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM., tersebut sempat dinobatkan sebagai juara 2 dalam ajang Poultry Literacy Competition yang diselenggarakan oleh Kelompok Profesi Ternak Unggas Universitas Padjadjaran pada tanggal 27 Agustus – 26 September 2024 lalu.
Reportase : Satria/Humas Peternakan
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Freepik