Tim Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencatatkan prestasi membanggakan dalam lomba Agritech Innovations Competition 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya pada 20 Oktober lalu. Tim mahasiswa Fapet UGM terdiri dari Bangkit Setiyoko sebagai Ketua Tim, dan Anjeli Astriani serta Dini Aruni Karunia Romadhoni sebagai anggota ini berhasil menyabet gelar juara 1 dalam cabang lomba Esai. Selain mendapat juara 1, tim yang mendapat bimbingan Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng ini juga berhasil menyabet gelar sebagai Best Presentation dan Best Paper.
Dalam lomba tersebut, tim UGM mengangkat esai yang berkaitan dengan tema lomba, yakni Innovating the Future: Pioneering Sustainable Agricultural Technology for a Resilient Future. Adapun sub tema yang dilombakan antara lain Inovasi Pangan Lokal, Ketahanan Pangan, Inovasi Bioteknologi Pangan, Sistem Pertanian Berkelanjutan, Peran loT dalam Pertanian Cerdas dan Inovasi Teknik Irigasi Pertanian.
Bangkit Setiyoko, mengatakan tema dipilih untuk mendorong dan meningkatkan kreativitas serta inovasi mahasiswa seluruh Indonesia di bidang teknologi pertanian sebagai wadah mengeksplorasi dan mempresentasikan ide-ide inovatif. Dengan tema tersebut diharapkan mampu berkontribusi pada perkembangan teknologi pertanian, serta untuk memajukan pengetahuan dan aplikasi teknologi pertanian di Indonesia.
Adapun tim UGM menawarkan ide tentang inovasi solusi revolusioner untuk menjaga kesegaran dan kualitas hasil produksi pascapanen secara optimal. Produk ini menggabungkan teknologi nano dalam bentuk edible coating (bagian yang dapat dimakan) dengan sistem Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning untuk memberikan pemantauan langsung dan real-time terhadap kondisi buah dan sayuran,”jelasnya.
Sistem AI dan Machine Learning, kata Bangkit, mampu memantau perubahan kondisi buah-buahan secara langsung, mengenali pola perubahan seiring waktu, dan memberikan informasi real-time melalui aplikasi seluler terhubung. Produsen maupun konsumen dapat dengan mudah memantau umur simpan, kandungan nutrisi, tingkat kematangan, dan perubahan yang mengindikasikan kerusakan buah dan sayur. “Produk pertanian adalah produk yang mudah rusak . Jika tidak ditangani dengan baik, produk pertanian akan cepat mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Maka dari itu kami mengembangkan SmarSeal sebagai solusi atas permasalahan ini,” terangnya.
Ia menambahkan inovasi SmarSeal dilengkapi dengan teknologi AI dan Machine Learning yang dapat diakses melalui Android maupun iOS. Melalui pengembangan teknologi yang berkembang saat ini, petani tidak perlu khawatir akan penurunan kuantitas dan kualitas dari produk pascapanen mereka. “SmartSeal menciptakan lapisan pelindung yang efektif dalam memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas produk pertanian. SmartSeal tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian SDGs,” paparnya.
Reportase : Satria/Humas Fapet
Penulis : Agung Nugroho