Sebanyak 28 mahasiswa KKN UGM yang berasal dari berbagai fakultas melaksanakan program kerja penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan dalam kegiatan KKN PPM antar semester di Desa Lumbungrejo, Kecamatan Tempel, Sleman. Tiga orang dari 28 mahasiswa tersebut berasa dari Malaysia, Myanmar dan Filipina.
Moe (20), mahasiswa asal Myanmar, mengaku senang dan bangga bisa bergabung dalam kegiatan KKN. Meski ia mengaku belum lancar berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa, namun ia dibantu rekannya untuk bisa berinteraksi dengan warga. “Saya kira ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi saya,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini, Jumat (21) di Desa Lumbungrejo, Tempel, Sleman.
Selama berinteraksi dan bekerja sama dengan warga, Synna mengaku banyak dibantu oleh para perangkat desa seperti kepala dukuh, ketua RT dan RW setempat dalam menjalankan program penurunan stunting, pengembangan sektor UMKM dan pengembangan desa wisata di sepanjang kali Krasak.” Kami diterima dengan ramah dan saya diajarkan mengucapkan matur nuwun (terima kasih),”ujarnya.
Moe juga mengatakan program kerja KKN yang mereka jalankan selaras dengan program tujuan pembangunan global berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. Ia pun ikut senang jika program yang mereka jalankan bisa berkontribusi pada beberapa poin SDGs seperti program zero hunger dan no poverty.
Hal senada juga disampaikan oleh mahasiswa asal Filipina, Synna Nor (20). Menurut mahasiswa kelas internasional prodi Hubungan Internasional Fisipol UGM ini, ia sengaja belajar sedikit bahasa Jawa untuk memudahkan berinteraksi dengan warga. Keikutsertaan dirinya dalam KKN sedikit banyak budaya yang ia serap dari masyarakat lokal.
Dalam kesempatan itu, Synna menjelaskan dirinya banyak menjalankan program kerja pengembangan pariwisata berkelanjutan. Bagi Synna, pengembangan pariwisata berkelanjutan ini selain mampu menjaga lingkungan tetap asri sekaligus mampu mendorong pengembangan UMKM dan membuka lapangan pekerjaan. “Program ini tidak cukup selesai dengan satu kali kegiatan KKN, namun bisa dijalankan pada penerjunan KKN selanjutnya,”katanya.
Kepala Desa Lumbungrejo, Misbah Alhakim, mengatakan program kerja yang dijalankan oleh mahasiswa KKN kali ini sesuai dengan program kerja pembangunan dari pemerintah desa. “Menjadi skala prioritas kami adalah penanganan stunting dan bagaimana caranya mengantisipasi anak-anak tidak terkena stunting. Kita berharap masa depan mereka lebih bagus dari sisi gizi dan kesehatan,” katanya.
Program lain yang dijalankan mahasiswa KKN lainnya menurut Misbah adalah pengembngan destinasi wisata di sepanjang kali Krasak.“Harapan kami dengan kegiatan kkn ini bisa mendorong Lumbungrejo jadi desa wisata. Secara ekonomi nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan warga,”paparnya.
Dalam kesempatan itu, Misbah mengaku warga Lumbungrejo sangat senang menerima mahasiswa apalagi diikuti oleh mahasiswa dari negara lain. “Setia hari Jumat dan Sabtu mahasiswa mengajar anak-anak. Saya khawatir, saat perpisahan mereka merasa kehilangan. Saya mengusulkan apa yang dilakukan mahasiswa KKN bisa diteruskan oleh pemuda Karang Taruna untuk meneruskan program,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Wening Udasmoro, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada perangkat desa yang telah menerima dan membantu mahasiswa KKN UGM selama menjalankan program kerjanya.“Terima kasih pada perangkat Kapanewon Tempel yang telah menerima mahasiswa nyantrik di sini untuk mempelajari sesuatu dan menerapkan apa yang mereka sudah dapatkan di kampus,” katanya.
Menurut Wening, program kerja yang dijalankan oleh mahasiswa KKN sebenarnya selaras dengan poin SDGs terkait tujuan pembangunan mengakhiri kelaparan dengan program penurunan stunting, pengentasan kemiskinan melalui pengembangan UMKM, pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk menggerak ekonomi warga sekaligus menjaga ekosistem darat. “Berbagai program kerja mahasiswa KKN ini memperkuat aspek SDGs. Kita harapkan apa yang dilakukan mahasiswa ini bisa bermanfaat bagi warga masyarakat,”pungkasnya.
Penulis dan Foto : Gusti Grehenson