
Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM Ka’anek Enggano berkolaborasi dengan tim KKN Universitas Bengkulu memperkenalkan inovasi terkait pemanfaatan limbah menjadi produk bermanfaat untuk pertanian, seperti eco-enzyme dan pupuk organik cair (POC) dengan mengunakan bahan dari hama keong ataupun bekicot. Hal ini dilakukan guna meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengurangi ketergantungan pupuk kimia yang tergolong mahal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.
Kormanit KKN PPM UGM, Imam Hadi Kusuma, mengatakan pulau Enggano memiliki sumber daya alam menjanjikan terutama pada sektor perikanan dan pertanian dengan komoditas unggulan. Namun wilayah ini menghadapi kendala seperti serangan hama, persoalan limbah, dan keterbatasan akses transportasi yang mengakibatkan hasil panen terbuang sia-sia menjadi sebuah dorongan masif bagi pemanfaatan sumber daya lokal.
Melihat potensi lokal di pulau tersebut, kata Hadi, pihaknya Kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan eco-enzyme serta pupuk organik cair (POC) ini dilaksanakan di seluruh desa di kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu dengan rangkaian kegiatan yang berlangsung dari tanggal 21 Juli 2025 hingga 5 Agustus 2025.
Sosialisasi serta praktik bersama warga dilakukan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan rumah tangga yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, seperti kulit buah pisang, gedebog pisang, kulit jengkol, kulit bawang, hingga hama keong dan bekicot.“Olahan tersebut menghasilkan biopestisida berbasis eco-enzyme, disinfektan alami, fertilizer alami, dan POC yang mana menjawab permasalahan hama dan sebagai alternatif input pertanian terjangkau, mudah dibuat, dan berkelanjutan,” katanya., Kamis (7/8).
Dengan berbagai rangkaian, kegiatan sosialisasi serta praktik pembuatan eco-enzyme dan POC ini mendapat dukungan positif dari masyarakat umum, kelompok tani, hingga perangkat desa di enam desa yang dilaksanakan. Dukungan tersebut terlihat dari partisipasi aktif selama kegiatan berlangsung dan juga pernyataan sebagian besar anggota kelompok tani yang menganggap bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam hal efisiensi biaya produksi pertanian. “Begitu pula dengan sambutan baik dari perangkat desa yang menilai kegiatan tersebut sebagai upaya peningkatan praktik pertanian berkelanjutan dan pembentukan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan limbah,” pungkasnya.
Penulis : Alena
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim KKN Ka’anek Enggano