Mahasiswa KKN PPM UGM bekerja sama Balai Taman Nasional Bunaken dan masyarakat melakukan program transplantasi karang dengan memasang 550 transplant dalam rangka pemulihan ekosistem dari dampak pembangunan dermaga Ecotourism Bunaken Village. Pemasangan transplantasi terumbu karang ini dilakukan selama kegiatan KKN PPM UGM di pulau Bunaken dari akhir juni lalu hingga selesai 19 Agustus mendatang.
Bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada hari Sabtu (10/8), kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Faat Rudhianto, bersama tim mahasiswa KKN secara simbolis kembali memasang media transplantasi terumbu karang di dekat perairan dermaga Bunaken.
Faat Rudhianto, mengatakan kegiatan transplantasi terumbu karang bersama mahasiswa KKN UGM dilakukan dalam rangka untuk memulihkan kondisi terumbu karang yang rusak di sekitar perairan pulau Bunaken. “Kalau di Bunaken, sekitar 30 persen saja yang terumbu karangnya rusak sehingga butuh transplantasi. Jadi pemulihan ekosistem itu ini cara terakhir ya. Nah, cara yang lain itu melakukan dengan suksesi alami yang kita lakukan cuma menjaga, mengawasi, memonitoring terumbu karang yang ada di situ,” kata Rudhianto.
Ia menyebutkan luas area terumbu karang Di Bunaken sekitar 6000 hektar dimana 30 persen terumbu karang kondisinya perlu dilakukan pemulihan. “Kalau kerusakan hampir semua disebabkan oleh manusia,” paparnya.
Salah satu penyebab utamanya adalah kegiatan destructive fishing dengan melakukan pengeboman ikan dan pembiusan ikan dengan potasium.
Soal metode dalam yang digunakan untuk transplantasi terumbu karang, menggunakan metode Spider atau rangka laba-laba dengan besi berbentuk kerangka heksagonal dimana setiap batang rangka besi akan diikat karang jenis acropora.
Lebih jauh ia menjelaskan, transplantasi terumbu karang ini sama dengan menggunakan tanaman di darat dimana membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesisnya sehingga kedalaman maksimal penanaman transplantasi sejauh 10 meter. “Acropora ini yang daya tahan terhadap kondisi di alam cukup bagus ya kemudian pertumbuhannya per tahun itu 1 sampai 3 cm dan 95 persen yang kita pasang ini berhasil,” tegasnya.
Sementara Perwakilan mahasiswa KKN PPM UGM dari Kormater Agro, Kharisma Pundhi Rukmana, mengatakan mahasiswa KKN PPM UGM telah memasang 550 media transplantasi terumbu karang bekerja sama dengan pengelola taman nasional Bunaken selama kegiatan KKN.
Meski dari pihak Balai Taman Nasional menggunakan metode spider, ia mencoba menggunakan model transplantasi terumbu karang dengan cara bio riftek dimana pelestarian terumbu karang menggunakan bahan alami yaitu batok kelapa yang disusun secara bertingkat dengan menggunakan besi yang ditanam pada beton berbentuk persegi.
Ide ini muncul menurut Pundi berawal saat minggu pertama melaksanakan KKN di Bunaken, ia dan tim melakukan observasi ke seluruh pulau dan melihat potensi limbah batok kelapa yang cukup melimpah. “Jadi melihat potensi tersebut, kami coba berdayakan juga dengan masyarakat membuat bioriftek karena batok kelapa mudah didapat terus juga pengaplikasiannya mudah,” katanya.
Pundi berharap apabila metode ini berhasil dikembangkan di Bunaken, masyarakat dapat mengembangkan sendiri karena sumber daya yang cukup banyak. “Nah nanti untuk mekanismenya itu bioriefteknya ditenggelamkan di dasar laut kemudian nanti akan menarik substrat-substrat terumbu karang yang baru,” jelasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto