Di depan kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Kota Kupang, Minggu (30/7) setiap akhir pekan ada kegiatan Car Free Day (CFD) sehingga ramai dikunjungi pengunjung untuk berolahraga, bersantai ria atau wisatawan yang sengaja datang untuk berfoto di depan kantor Gubernur yang bangunannya mirip seperti alat musik Sasando.
Dari keramaian pengunjung yang berada di pinggir taman depan kantor Gubernur tersebut, nampak tiga orang remaja sibuk menawarkan makanan kepada setiap pengunjung yang lalu lalang. Salah seorang remaja itu adalah Mama Mia (17). Pagi itu ia berjualan rice bowl dan menjajakan pada tiap pengunjung yang lewat di depannya. Nasi berlauk ayam tepung, saus teriyaki ditambah sayur dan telur dadar orak arik, ini sebagai barang dagangan buatan Mia setelah diajarkan oleh Mahasiswa KKN UGM sebelumnya.
Mama Mia tersenyum saat menjelang siang karena barang dagangannya habis terjual, “Lumayan buat tambahan ekonomi keluarga,” kata Mia kepada Andika, mahasiswa Filsafat yang mengajarkannya membuat rice bowl dan berani berjualan langsung ke pelanggan.
“Saya diajarkan dua kali sama Kak Andika,” kata remaja asal Kampung Kelapa Lima, Kupang.
Berjualan di CFD bagi Mia ini merupakan tantangan karena baru pertama kalinya dia berjualan. Biasanya, ia ke CFD untuk bersantai, melihat aktivitas yang ada. Kali ini, Kak Dandika mengajarkan bagaimana menawarkan rice bowl nya ke pengunjung CFD. Meski tidak semua pengunjung yang ditawari, membeli nasi buatannya itu ini. Namun, pengalaman berjualan kali ini sangat mengesankan bagi Mama Mia. “Ini pengalaman pertama bagi saya,” paparnya.
Pengalaman berjualan juga dirasakan oleh Sela dan Nurul. Dua remaja yang masih duduk di kelas 11 salah satu SMA negeri Kupang ini selama satu minggu ini dibina memasak beberapa jenis makanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas gizi bagi keluarga di rumah, dan bisa juga memberikan gambaran variasi makanan yang dapat dimakan dari bahan yang ada di sekitarnya. “Sembilan mika laku terjual,” ujar Nurul.
“Saya berhasil menjual 12 gelas es cappucino cincau,” ujar Sela.
Didampingi dua orang mahasiswa KKN, Natalia dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Farah dari Fakultas Kedokteran Gigi. Menurut Natalia, pengalaman hari ini sangat berarti bagi remaja Kota Kupang karena rasa malu dan takut menawarkan jualannya ke konsumen akhirnya hilang karena melihat kita mahasiswa KKN UGM memberikan contoh konkrit menjual ke para pengunjung CFD,” kata Natalia.
Kegiatan pengembngan semangat kewrisauhaan ini dalam rangka mendidik remaja di Kelurahan Kelapa Lima terbiasa dengan dunia wirausaha. Beberapa kegiatan mahasiswa yang lain menurut Natali, ia dan rekan lainnya juga mengajarkan remaja yang lain membuat dessert box yang dijual seharga Rp10 ribu, membuat pot bunga gantung dari sabut kelapa, membuat gelang dari manik serta barang kerajinan dari bahan handuk. “Kesemuanya memberikan gambaran alternatif pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan biaya sekolah atau dapat dikembangkan menjadi usaha yang mampu mencukupi kebutuhan kehidupannya dan keluarganya,” jelas Natalia.
Program kerja yang dilakukan 26 mahasiswa KKN PPM UGM di Kecamatan Kelapa Lima Kupang NTT ini juga melakukan edukasi dan pelatihan pemilahan dan pengelolaan sampah. “Tahap pertama, lingkungan pantai paradiso sudah dibersihkan dari sampah. Pantai ini sudah semakin nyaman digunakan beraktivitas anak-anak untuk menggambar, belajar Bahasa Inggris sambil bernyanyi, menari, berhitung dan berolahraga,” kata Farah.
Hingga pertengahan Agustus mendatang, kata Farah, tim mahasiswa KKN bersama masyarakat akan menata lingkungan pantai Paradiso menjadi tujuan wisata yang nyaman dikunjungi bagi wisatawan. Berbagai spot foto juga dikembangkan sehingga pengunjung akan dapat berfoto dengan barang-barang bekas yang dimodifikasi menjadi hiasan di pantai. “Sambil berfoto, diharapkan pengunjung dapat menikmati sajian minuman dan makanan para penjual yang merupakan binaan para mahasiswa KKN PPM UGM,” jelasnya.
Dosen pembimbing Lapangan KKN PPM di Kupang, Dr. Widya Nayati, mengatakan kegiatan KKN kali ini membawa tema besar tentang Innovation Smart Green Village Kelapa Lima. Menurut Widya, lokasi Kelapa Lima Kupang menjadi tahun pertama pelaksanaan kegiatan KKN di kota Kupang. Sebelumnya ia selama 3 tahun membimbing mahasiswa KKN UGM di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua. “Kali ini kita berpindah di Kupang,” jelasnya.
Penulis : Gusti Grehenson