Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 3 di UGM belum lama berakhir. Ada beragam cerita di dalamnya, salah satunya dari dua kelompok PMM UGM yakni Malioboro dan Parangkusumo ketika mengikuti kegiatan modul nusantara.
Di pekan terakhir PMM UGM, seluruh peserta mengunjungi anak-anak asuh di Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Islam (YAKETUNIS) Yogyakarta. Kunjungan tersebut menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan modul nusantara PMM UGM sebagai wujud pembelajaran nilai kontribusi sosial yang mengangkat tema Berbagi Kepedulian dalam Keberagaman.
Dosen pembimbing kelompok Malioboro pada kegiatan PMM, Dinar Nugroho Pratomo, S.Kom., M.IM, M.Cs., mengatakan kegiatan diselenggarakan sebagai upaya untuk memberikan pengalaman langsung bagi mahaisswa khsusunya yang dapat memperkaya keterampilan sosial mahasiswa. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa berkesempatan berbagi kasih kepada anak-anak asuh di Yaketunis dengan memberikan santunan berupa baju muslim, berbagai kebutuhan dan perlengkapan rumah tangga, sembako, dan juga buku braile untuk menunjang pendidikan para siswa di yayasan ini.
Para mahasiswa juga berbagi kisah dan pengalaman selama mengikuti kegiatan PMM di Yogyakarta dan tak ketinggalan mengenalkan budaya daerah masing-masing kepada anak-anak asuh. Sebelumnya, kelompok PMM ini sudah mengikuti 16 kegiatan modul nusantara yang mencerminkan nilai kebhinekaan, inspirasi, hingga refleksi, termasuk kontribusi sosial.
Dosen pembimbing kelompok Parangkusumo, Diyah Utami Kusumaning Putri, S.Kom., M.Sc., M.Cs., menyebutkan bahwa modul nusantara merupakan serangkaian kegiatan yang berfokus untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain melalui pembimbingan secara berurutan dan berulang.
”Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan kebudayaan Nusantara dari berbagai golongan, suku, ras, agama dan kepercayaan untuk memperoleh pemahaman dan pengendapan makna toleransi dan kebhinekaan melalui berbagai kegiatan tersebut,” terangnya.
Implementasi modul nusantara diawali dengan kegiatan kebhinekaan lewat permainan yang dikemas secara menyenangkan di Wisdom Park UGM. Pengenalan khasanah kebudayaan Yogyakarta untuk menumbuhkan sikap toleransi antar etnis dan umat beragama sebagai wujud nilai kebhinekaan juga dirancang melalui aktivitas berkunjung ke Keraton Yogyakarta dan Taman Sari, Museum Ulen Sentanu, dan Candi Prambanan.
Sementara, untuk mengenalkan nilai inspirasi dari modul nusantara, para mahasiswa juga diajak mempelajari latar belakang sosial ekonomi masyarakat di DIY, diantaranya kain batik sebagai komoditas ekonomi unggulan. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan kunjungan ke Museum Batik Yogyakarta. Kegiatan inspirasi juga dilakukan ke Studio Alam Gamplong untuk belajar teknik fotografi.
Para mahasiswa PMM juga mengikuti kegiatan Innovation Talk pada Festival Karang Taruna dalam Rangka Pekan Inovasi Sosial di Jogja City Mall. Di acara ini, mahasiswa mendapatkan beragam inspirasi dari tokoh-tokoh penting seperti GKR Mangkubumi, Dr. Didik Mukrianto, GKR Hayu terkait inovasi sosial melalui transformasi kalurahan, serta peran penting karang taruna dalam kewirausahaan sosial, dan peran korporasi dalam mendorong ekosistem inovasi sosial.
Salah satu peserta PMM, Muhammad Rishan dari Politeknik Hasnur, Banjarmasin, mengaku bangga bisa mengikuti PMM di UGM. Pengalaman dan pengetahuan baru bisa diperolehnya termasuk dari kegiatan modul nusantara. Ia juga berkesempatan mengikuti kuliah lintas jurusan yang berbeda dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya dan merasakan kekeluargaan saat mengikuti kegiatan modul nusantara.
”Saya memiliki keluarga baru yang menghargai setiap perbedaan dan menjadikan keberagaman sangat menarik untuk terus kami kenang dan jalani bersama. Tak hanya itu, saya juga memperoleh pembelajaran hidup yang berharga, kenangan yang tak terlupakan, dan pengembangan keterampilan membuat saya siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan,” paparnya.
Penulis: Listi
Editor: Ika