Pantai-pantai di pesisir Yogyakarta dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan, namun lonjakan pengunjung turut meningkatkan volume sampah. Pada bulan Maret 2025, Dinas Pariwisata Bantul mencatat produksi sampah di kawasan pesisir dapat mencapai 6–8 ton per hari. Kondisi ini menunjukkan urgensi sistem tata kelola kebersihan yang lebih inovatif dan berkelanjutan.
Menjawab kebutuhan tersebut, Tim Roadster UGM bersama Generasi Penggerak Masyarakat Kepuh Kulon (GPMK) serta dosen pembimbing menggelar kegiatan RESIK: Revitalisasi Sistem Kebersihan Pantai, mengusung slogan “Sapu Bersih Sampah, Jaga Alam Tetap Lestari” pada Sabtu (15/11) silam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tera Saintek yang mendukung pengembangan teknologi berbasis kebutuhan masyarakat. Total 27 peserta terlibat, terdiri atas mahasiswa UGM, anggota GPMK, dan dosen pendamping.
Berfokus pada kawasan Pantai Parangtritis, kegiatan RESIK diawali dengan pemaparan hasil uji coba prototipe inovasi kebersihan yang dikembangkan tim Roadster. Project leader, Cicilia Norma, memperkenalkan prototipe sweeper, alat yang dirancang untuk membantu pengumpulan, pemilahan, dan pemantauan sampah pesisir.

Sweeper ini menggabungkan sistem roda dan penjaring untuk menyapu lapisan pasir serta menangkap sampah yang terpendam. Melalui uji coba lapangan, peserta sekaligus melakukan aksi bersih pantai dan memetakan jenis sampah yang mendominasi. Cicil menyebut bahwa sampah plastik, kemasan makanan, dan limbah wisata menjadi temuan terbanyak.
Namun, ia menjelaskan bahwa perangkat masih memerlukan penguatan. “Kami dibantu masyarakat desa dalam pengelasan untuk memperkuat rangka alat untuk siap digunakan dalam kondisi pantai yang keras,” ujar Cicil, Rabu (19/11).
Kegiatan kemudian dibagi menjadi dua tim. Selain fokus pada kebersihan pantai, sebagian peserta mengikuti program ROADMATE: Roadster and Masyarakat Team-up for Environment di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Modalan. Di lokasi tersebut, peserta mempelajari proses pengolahan mulai dari pemilahan, pencacahan, pengeringan, hingga pemusnahan menggunakan insinerator.
Rangkaian kunjungan berlanjut ke TPST Guwosari, tempat peserta melihat langsung pemanfaatan residu abu menjadi konblok ramah lingkungan. Dalam sesi diskusi, peserta juga menyoroti potensi pemanfaatan fitur pelaporan pada aplikasi ROADSTER untuk mendukung pengawasan pengelolaan sampah di tingkat komunitas.
Melalui kegiatan RESIK dan ROADMATE, Cicil berharap sinergi antara akademisi dan masyarakat dapat terus diperkuat guna menghasilkan solusi teknologi yang relevan. “Semoga menjadi contoh nyata teknologi bisa mengelola sampah ramah lingkungan, juga keahlian UMKM yang dapat terus diberdayakan,” tegasnya.
Penulis : Hanifah
Editor : Triya Andriyani
Foto : Tim Roadster UGM
