Sekarang ini sistem pendidikan di sekolah menuntut siswa untuk memahami materi dengan cara menghafal, sehingga seringkali menjadi hambatan karena banyaknya materi yang perlu dihafalkan dalam satu waktu. Padahal materi yang hanya tersimpan dalam ingatan jangka pendek di otak tidak cukup efektif, karena kurangnya repetisi dan intensitas perhatian yang memadai untuk menyimpannya dalam ingatan jangka panjang. Sehingga perlu untuk menciptakan metode belajar baru yang dapat mempertahankan materi dengan lebih baik.
Tim mahasiswa UGM menemukan cara baru yang lebih menarik dan efektif untuk mempengaruhi proses belajar siswa. Mereka menciptakan Aromatic Book (Arobook) atau Buku Aroma. Pemilihan aroma sebagai bahan utama buku tersebut dikarenakan aroma sudah terbukti memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suasana hati sehingga dapat digunakan untuk memperkuat daya ingat seseorang. “Kita mencoba untuk menggabungkan aroma terapi dengan ilmu kognitif untuk menciptakan buku yang dapat merangsang ingatan melalui aroma dan sketsa khusus yang telah disesuaikan pada setiap halamannya,” kata Ulfa Zain Latifa dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (2/8). Selain Ulfa, tim ini beranggotakan Chiara Aura Fajrin (Kimia 2022), , Afiandina Sukma (Kimia 2022), Riyani Ayu Lestari (Farmasi 2022) dan Elgita Kisti (Statistika 2022) ini dibimbing oleh Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si.,
Ulfa menuturkan bahwa Arobook ini dilengkapi dengan sketsa khusus yang dirancang untuk merangsang proses memorisasi dan memudahkan siswa dalam merangkum materi.”Lewat inovasi ini, kita ingin menghasilkan solusi inovatif yang bermanfaat dalam dunia pendidikan untuk menemukan pendekatan belajar yang lebih holistik, menarik, dan efektif,” katanya.
Ulfa menjelaskan pihaknya masih memilih buku sebagai media karena dinilai praktis dan penggunaan dalam proses belajar sehari-hari akan selalu dibutuhkan. Untuk saat ini, Arobook memiliki dua varian aroma, yaitu lavender dan lemon. “Lavender dipilih karena memiliki efek menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus, sementara lemon digunakan untuk memicu proses memori dan mengurangi stress saat belajar,” jelasnya.
Buku Arobook ini berupaya mengurangi penggunaan kertas dan diganti dengan bahan lain dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan. Menurut Riyani, anggota tim lainnya, banyak kertas yang digunakan saat ini berasal dari kayu, sehingga penggunaanya yang besar menyebabkan penurunan ketersediaan kayu. “Tim kami mengambil langkah proaktif dengan memanfaatkan limbah kertas bekas dan limbah kulit jagung sebagai bahan baku proyek ini,” tuturnya.
Rencananya, produk Arobook rencananya akan dipasarkan ke sekolah-sekolah dengan target utama mencakup siswa dari tingkat pendidikan dasar hingga menengah, yaitu SD, SMP, dan SMA. Untuk saat ini, kata Riyani, pihaknya masih dalam pengembangan sehingga memerlukan proses panjang untuk formulasi, pembuatan dan uji kelayakan guna menghasilkan produk yang berkualitas. “Tim ini berencana untuk terus mengembangkan konsep ini dengan memperluas variasi aroma yang tersedia dan menerapkan teknologi canggih dalam desain buku,” katanya.
Penulis : Triya Andriyani
Editor : Gusti Grehenson