Tingginya kasus karies pada masyarakat terutama usia anak-anak di Indonesia menjadi perhatian lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Para mahasiswa ini melakukan penelitian mengembangkan produk permen karet yang mengandung ekstrak kulit buah naga untuk mendeteksi dan mengangkat plak gigi sebagai inovasi pencegahan karies.
Penelitian permen karet yang dinamakan “Draco-chew” dilakukan oleh Fatimah Islamia, Tyasadwi Bumi, Lutfia Nur Shabrina, Desika Yuspina Nurhidayah, dan Dyza Fathmasari Danisworo, kelimanya adalah mahasiswa FKG UGM angkatan 2023, di bawah bimbingan Dr. drg. Alma Linggar Jonarta, M.Kes dari Departemen Biologi Oral FKG UGM. Penelitian ini mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI di bawah skema Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2024.
Soal pemilihan nama permen “Draco-chew”, Fatimah mengatakan nama tersebut diambil dari nama bahan yang dari ekstrak kulit buah naga yang berasal dari kata Dragon fruit (buah naga) dan chewing (mengunyah). Menurut Fatimah, pembuatan produk ini dilatarbelakangi dari masalah karies atau gigi berlubang yang diderita lebih dari setengah penduduk di dunia. Terlebih, Di Indonesia penyakit gigi dan mulut terbanyak adalah gigi berlubang. “Permen ini digunakan sebagai sarana edukasi khususnya anak-anak SD di bawah pengawasan orang tua, digunakan sebelum menggosok gigi dan sebelum tidur, sehingga tau ada plak di gigi dan langsung menggosok gigi,” ucap Fatimah dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (5/8).
Lebih jauh Fatimah menjelaskan bahwa Kulit dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mengandung zat warna merah betasianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan dan menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan serta bersifat antibakteri. “Kemampuan betasianin mewarnai dan sifat antibakteri menjadikan kulit dan daging buah naga berpotensi untuk dimanfaatkan di dunia kedokteran gigi,” paparnya.
Permen karet Draco-chew ini sudah diujikan pada biakan plak gigi secara in vitro berupa pengamatan kemampuan penempelan warna pada plak serta kemampuan perlekatan plak pada permen karet. Selanjutnya, intensitas warna ekstrak buah naga dibandingkan dengan disclosing solution, suatu larutan pewarna plak gigi standar di bidang kedokteran gigi. “Betasianin dalam ekstrak kulit buah naga dapat mewarnai plak gigi, sehingga memudahkan masyarakat mendeteksi keberadaan plak di permukaan gigi yang belum terjangkau oleh sikat gigi,” ungkap Shabrina, anggota tim PKM lainnya.
Dengan mengunyah permen karet, kata Shabrina, dapat meningkatkan produksi air ludah yang membantu dalam pembersihan rongga mulut serta mengangkat plak gigi yang masih belum matang. Dengan demikian permen karet ekstrak kulit buah naga ini mempunyai beragam kegunaan dalam pencegahan karies, yaitu mendeteksi atau mewarnai keberadaan plak, membantu mengangkat plak gigi serta meningkatkan produksi air ludah.
Meski baru sebatas penelitian awal, imbuhnya, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi permen karet Draco-chew yang lebih baik serta uji lainnya agar aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun begitu, produk inovasi permen karet Draco-chew yang dapat mengangkat dan mendeteksi keberadaan plak gigi ini dapat diproduksi massal serta dimanfaatkan masyarakat untuk memperbaiki cara menggosok gigi dan membantu mencegah terjadinya karies. “Permen karet ini diuji toksisitas dan lainnya sehingga kelak dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Kami berharap semoga permen ini dapat mengurangi kasus gigi berlubang terutama yang terjadi pada anak-anak,” pungkasnya.
Penulis : Lintang
Editor : Gusti Grehenson