
Sejumlah mahasiswa dan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Komunitas Mratani Project, melaksanakan kegiatan Sosialisasi Merawat Ekosistem Daerah Aliran Sungai dan simbolis penanaman 500 bibit pohon bambu di lahan seluas 2 hektare di Kalurahan Pengkok, Patuk Gunungkidul pada hari Sabtu (28/6). Kegiatan ini berkolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Tunas Karya yang didanai oleh Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan sebagai bagian program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Septian Adira selaku Ketua Tim Pelaksana mengatakan kegiatan merawat ekosistem dan tanam pohon bambu sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat sekaligus sebagai bentuk pelestarian lingkungan yang bisa dipraktikkan langsung oleh masyarakat. Pengkok, disebutnya, dahulu sebagai kawasan yang memiliki tanaman bambu cukup luas, dan sebagian juga tersebar di DAS Sungai Oya. “Sayang pemanfaatan bambu dengan sistem tebang habis membuat tanaman bambu berkurang drastis dan menyebabkan rawan terjadinya banjir dan erosi. Untuk itu, penanaman bambu ini juga sebagai upaya untuk merestorasi lahan DAS di wilayah Pengkok,” tutur Septian.
Kalurahan Pengkok berada di lembah Pegunungan Sewu yang dilewati oleh aliran Sungai Oya. Kawasan ini memiliki potensi bencana banjir dan tanah longsor yang cukup besar. Penanaman bambu ini diharapkan mampu mengurangi dan memitigasi bencana banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta meningkatkan titik sumber air karena bambu juga memiliki kemampuan dalam menyimpan air saat musim kemarau.
Sugit selaku Lurah Pengkok menyambut baik dan memberikan dukungan terhadap kegiatan ini. Menurutnya penanaman pohon bambu akan mendatangkan banyak kebermanfaatan bagi Kalurahan Pengkok. “Kami sangat mengapresiasi, dan berterima kasih dan mendukung sepenuhnya terhadap pelaksanaan penanaman bambu ini. Bambu seperti yang diketahui mampu memberikan banyak manfaat untuk pertanian dan juga memiliki nilai ekonomis luar biasa. Selain sebagai media konservasi, batang bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai produk kerajinan, bahan bangunan, dan lain-lain tetapi tetap harus mengedepankan keberlanjutan,” ujar Sugit.
Ketua KTH Tunas Karya, Jumingin menambahkan bahwa kelompoknya telah lama berkecimpung dalam dunia bambu. Harapannya, kegiatan ini semakin membuka mata masyarakat Kalurahan Pengkok terhadap manfaat tanaman bambu. Kegiatan kolaborasi antara Mratani Project dan KTH Tunas Karya ini menunjukkan bahwa konservasi dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat. “Aksi tanam 500 bambu ini menjadi langkah awal untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga bumi yang lebih hijau dan lestari dimulai dari Kalurahan Pengkok,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho