Mahasiswa UGM memberikan pendampingan dan pembelajaran bagi anak-anak di Kampung Sosrowijayan. Langkah ini dilakukan untuk mendukung terwujudnya kampung ramah anak di Sosrowijayan yang lokasinya di pemukiman padat penduduk kota dan berdekatan dengan wilayah lokalisasi Pasar Kembang (Sarkem) Yogyakarta.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM M), lima mahasiswa UGM melakukan optimalisasi kampung ramah anak yang mencakup sejumlah program strategis. Beberapa program unggulannya adalah Engklek Pintar, Pojok Pintar, Kelas Karakter, dan Kelas Inspirasi.
“Pendampingan dan pelaksanaan program-program tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kampung ramah anak di Sosrowijayan,” terang Ketua PKM Pengabdian Masyarakat UGM, Trixi Karinina Dewi Sindhutomo, saat bincang-bincang dengan wartawan di ruang Fortakgama, Senin (20/11) .
Ia mengungkapkan hal ini menjadi tindakan pencegahan dari hasil observasi dan diskusi dengan masyarakat sekitar yang diketahui anak-anak yang tinggal di sekitar wilayah lokalisasi perlahan berpotensi terpengaruh oleh dampak negatif yang berasal dari lingkungan, khususnya dari tempat dan kegiatan lokalisasi prostitusi yang berdekatan dengan tempat mereka tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu, Mahasiswa Departemen Manajemen Kebijakan Publik ini bersama timnya yang beranggotakan Fakhrizal Putra Wima (Farmasi), Salsabila Gandhes Kesumasari (Farmasi), Abiyyu Mahfuzh Raihan (Geofisika), dan Muhamad Nur Fauzan (Teknologi Rekayasa Internet) bekerja sama dengan karang taruna kampung Sosrowijayan berupaya mengurai persoalan tersebut.
Dirancang dengan berbasis ilmu pengetahuan dalam bidang sosial pendidikan, Engklek Pintar dihadirkan sebagai inovasi metode dalam menjalankan program yang tidak hanya menarik perhatian anak-anak, tetapi juga memberikan fasilitas bermain dan belajar yang mendukung tumbuh kembang mereka. Engklek Pintar ini dikembangkan dengan modifikasi permainan tradisional dan terdapat papan tulis yang dapat dihapus sehingga dapat digunakan tidak terbatas dengan materi tertentu.
“Engklek pintar ini juga sudah diberikan untuk pembelajaran di TK dan SD yang berada di Sosrowijayan,”tutur Trixi.
Lalu, Pojok Pintar menjadi fasilitas ruang publik yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai tempat bermain dan belajar. Kelas Karakter memberikan pendampingan terkait dengan penghargaan terhadap diri sendiri sekaligus memberikan pengetahuan tentang perlindungan diri melalui edukasi seks. Sementara itu, Kelas Inspirasi mendorong anak untuk bermimpi tinggi dan memiliki tujuan hidup yang positif. Kedua kegiatan ini mampu menumbuhkan minat anak dalam belajar karena dibungkus rapi oleh sistem permainan yang diharapkan akan menambah antusiasme anak, mengasah kemampuan kompetitif, dan juga kreativitas.
“Sementara untuk pendampingan psikis difokuskan pada upaya penghargaan diri sendiri, pemberian materi tentang perlindungan diri melalui edukasi seks sesuai usia, dan dorongan untuk bermimpi tinggi,”imbuh Fakhrizal.
Kegiatan optimalisasi kampung ramah anak dilakukan dengan target anak-anak rentang usia 5-16 tahun, terutama anak-anak yang berpotensi terdampak dengan adanya wilayah lokalisasi Sarkem. Program dijalankan pada bulan Juni hingga Oktober 2023.
Fakhrizal menjelaskan salah satu indikator capaian yang telah dihasilkan dari solusi optimalisasi kampung ramah anak di Kampung Sosrowijayan ialah anak mendapat fasilitas bermain dan belajar interaktif. Selain itu, anak mendapat fasilitas ruang publik untuk bermain dan belajar, mendapat kegiatan positif dalam mengisi waktu luang, serta mendapat pengetahuan terkait dengan perlindungan diri melalui edukasi seks. Berikutnya, ada peningkatan rasa penghargaan diri anak terhadap dirinya sendiri.
Penulis: Ika
Foto: Firsto