Rizal Alfariji, mahasiswa Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika angkatan 2020, baru-baru ini mendapatkan kesempatan berharga untuk menghadiri kursus “Core Modelling for Core Design” dengan grant dari ENEN2+ Mobility. Kursus ini diselenggarakan oleh Graduate Education Alliance for Teaching the Physics and Safety of Nuclear Reactors (GRE@T-PIONEeR) dan disponsori oleh European Nuclear Education Network (ENEN).
GRE@T-PIONEeR adalah proyek Euratom yang diluncurkan pada November 2020. Selama 3 tahun, proyek ini telah mengumpulkan mitra dari seluruh Eropa untuk membentuk aliansi dalam pendidikan nuklir, yang dikoordinasikan oleh Chalmers University of Technology (Swedia).
Kursus ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya pendidikan dan pelatihan khusus untuk mahasiswa dan profesional dalam bidang fisika reaktor dan keselamatan reaktor nuklir,”ujar Rizal Alfariji, di Kampus UGM, Jumat (2/2).
Kegiatan kursus berlangsung selama 5 hari, 27 November – 1 Desember 2023 di Valencia, Spanyol. Kursus ini dihadiri oleh total 38 peserta dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Italia, Spanyol, Inggris, Swiss, Denmark, Jerman, Polandia, dan Korea Selatan.
Dari jumlah tersebut, sebayak 14 peserta menghadiri secara luring dan 24 lainnya mengikuti secara daring. Selama lima hari, Rizal dan peserta lainnya yang berasal dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa magister, doktoral, dan praktisi di bidang keselamatan nuklir, mendapatkan pembelajaran interaktif.
Mereka mempelajari teori dasar dalam pemodelan teras reaktor Pressurized Water Reactor (PWR) dan Boiling Water Reactor (BWR). Mereka juga melakukan praktik pemodelan teras reaktor menggunakan program komputer standar dalam industri nuklir seperti OpenMC dan PARCS.
“Tentu saja saya bersyukur atas kesempatan ini karena acara ini juga memfasilitasi pertukaran pengalaman dan budaya keselamatan reaktor nuklir dari negara masing-masing peserta,” terangnya.
Rizal menjelaskan kursus GRE@T-PIONEeR dibagi menjadi dua bagian, yaitu sesi asinkronous dan sinkronous. Pada sesi asinkronous, peserta diberikan waktu satu bulan untuk mempelajari modul dan video pembelajaran serta mengerjakan kuis dan tugas dengan total jam belajar efektif mencapai 40 jam.
Sesi sinkronous dilakukan secara hybrid selama lima hari dan berfokus pada sesi belajar aktif interaktif menggunakan berbagai media program komputer. Sesi ini dilaksanakan di Universitat Politècnica de València untuk mereka yang bisa mendatangi acara secara langsung. Para peserta dibimbing oleh professor terkemuka dari berbagai universitas di Uni Eropa, seperti Nuria García-Herranz, Christophe Demazière, Máté Szieberth, Rafa Miró, Gergely Klujber, dan Emilio Castro.
“Kegiatan kursus GRE@T-PIONEeR ini ditutup dengan serangkaian ujian, tugas kelompok, dan pembagian sertifikat kepada peserta,” ucapnya.
Bagi Rizal kursus ini telah memberikan wawasan baru dan pengetahuan mendalam terkait pemodelan teras dan keselamatan reaktor nuklir. Pengalaman ini, menurutnya tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang teori dan praktek dalam bidang ini tetapi juga memperluas jaringan dengan para profesional dan akademisi dari berbagai negara.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari kursus ini, Rizal dan peserta lainnya kini merasa lebih siap untuk berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan teknologi nuklir yang aman dan berkelanjutan. Ia berharap kursus ini menjadi langkah awal dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan dalam teknologi nuklir.
Penulis : Agung Nugroho