
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2023, Aqila Keisyarani, mendapat kesempatan untuk mewakili UGM mengikuti program kepemimpinan TF-NUS LEaRN 2025 (Leadership Enrichment and Regional Networking), sebuah program kepemimpinan yang diselenggarakan oleh National University of Singapore (NUS) dan didukung penuh oleh Temasek Foundation.
Program TF-NUS LEaRN ini bertujuan untuk menumbuhkan potensi kepemimpinan generasi muda Asia dengan memberikan pengalaman lintas budaya, pengembangan jejaring regional, dan pelatihan kepemimpinan berwawasan masa depan. “Tahun ini, fokus utama program ini adalah pada kepemimpinan komunitas dan keberlanjutan di kawasan Asia Tenggara melalui pendekatan futures thinking,” jelas Aqila ketika diwawancara, Rabu (20/8).
Berlangsung selama tiga minggu, Aqila menjelaskan bahwa program ini dibagi menjadi dua modul utama. Pertama, modul Hidden Communities and Community Leadership yang mengangkat dinamika kepemimpinan komunitas di ASEAN dalam menghadapi tantangan zaman, seperti perbedaan sosial, kesenjangan generasi, dan kecepatan perubahan. “Disini, saya dan peserta lainnya diajak untuk memahami bagaimana kepemimpinan komunitas modern harus mampu mengubah tantangan tersebut menjadi peluang dengan pendekatan yang penuh empati, cerdas, dan berorientasi pada tujuan,” katanya.
Selanjutnya adalah modul Future of Community Development in Southeast Asia. Modul ini memperkenalkan berbagai pendekatan dan kerangka kerja futures thinking untuk membekali peserta dalam merancang strategi jangka panjang bagi pembangunan komunitas. Pada sesi ini, para peserta diajak untuk menganalisis tren masa depan, memahami faktor pendorong perubahan, dan mengembangkan skenario kebijakan berbasis wawasan strategis.
Aqila mengungkapkan, yang membuat program ini berbeda dari banyak program kepemimpinan lainnya adalah kesempatan untuk terjun langsung ke komunitas lokal di Singapura. Peserta tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga merasakan secara langsung bagaimana inisiatif-inisiatif pembangunan komunitas dijalankan dan berdampak nyata. “Pengalaman ini sangat berharga bagi saya, karena memperluas pemahaman saya tentang peran kepemimpinan yang berbasis empati dan kolaborasi lintas sektor.” ungkapnya.
Selain pengembangan skill, saya juga mendapatkan kesempatan untuk membangun jejaring pertemanan dan kolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai negara ASEAN, termasuk Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Brunei Darussalam, dan Vietnam. “Dari Indonesia, hanya terdapat tujuh peserta yang berasal dari Perguruan Tinggi seperti UGM, UI, ITB, UNAIR, IPB, dan ITS, jadi saya merasa bangga dapat menjadi satu-satunya perwakilan dari Universitas Gadjah Mada,” pungkas Aqila.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Aqila Keisyarani