Mahasiswa Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian tentang dekolonisasi sains pada pembangunan kota dan komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian diawali dari keprihatinan mereka terhadap kondisi bangunan yang cenderung mengabaikan pengetahuan lokal dan menggunakan paradigma barat sehingga berdampak pada hilangnya warisan budaya berupa nilai filosofis dan estetika lokal.
“Kondisi tersebut berpengaruh terhadap keberlanjutan lingkungan-bangunan yang tidak adaptif secara fungsi maupun topologi dan iklim,” tutur mahasiswa Filsafat UGM, Rafi Choirurrozikin.
Ia bersama dengan temannya yaitu Mahastri Laksita Sam Widita (Perencanaan Wilayah dan Kota), Raisal Ahmad (Teknologi Rekayasa Internet), Maya Vineta Perlitasari (Arsitektur), dan Teresa Ajeng Sang Pradnya Trahutami (Filsafat) melakukan penelitian tersebut menggunakan dana hibah dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora Kemendikbudristek 2023. Penelitian dilakukan di bawah bimbingan Rangga Kala Mahaswa S. Fil,. M.Phil.
Rafi menjelaskan penelitian berlangsung selama 4 bulan dari Juli hingga Oktober 2023. Dalam observasi tersebut, tim peneliti bertemu dengan satu informan akademisi Filsafat, satu informan penggiat Filsafat, satu informan penggiat etnografi, satu dosen jurusan arsitektur, serta satu komunitas perencanaan dan pembangunan kawasaan.
“Hasil sementara dari penelitian ini menunjukkan bahwa dekolonisasi sains memiliki potensi yang signifikan dalam memahami dan merancang pembangunan kota serta komunitas melalui integrasi pengetahuan lokal dalam arsitektur neo-vernakular. Arsitektur neo-vernakular adalah respons terhadap langgam kolonial dan modern yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar,”paparnya.
Melalui wawancara dengan masyarakat lokal dan ahli, pengamatan lapangan, serta analisis dokumen, penelitian ini telah mengidentifikasi berbagai cara di mana pengetahuan lokal menjadi kunci dalam menghormati warisan budaya, meningkatkan kualitas hidup, dan memperkuat identitas komunitas dalam konteks pembangunan kota. Temuan ini mendukung pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dalam perencanaan kota dan arsitektur yang mempertimbangkan konteks budaya dan sosial yang lebih luas.
Penulis: Tim PKM; Editor: Ika