Demineralisasi gigi merupakan hilangnya kandungan mineral penting pada gigi, seperti ion kalsium dan fosfat. Kondisi seperti ini banyak ditemui pada masyarakat. Padahal Gigi yang kehilangan kandungan mineral menyebabkan saluran dentin terbuka dan akan terasa linu sehingga perlu terapi untuk remineralisasi gigi. Terapi ini biasanya menggunakan pasta yang mengandung ACP (Amorphous Calcium Phosphate) sehingga dapat menimbulkan alergi pada penderita intoleransi laktosa.
Untuk mengatasi kondisi demineralisasi gigi, tim mahasiswa UGM berhasil menciptakan nanospray dari kombinasi cangkang bekicot (Achatina fulica) dan jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) sebagai agen remineralisasi gigi dan agen antibakteri terhadap bakteri penyebab demineralisasi gigi.
Tim mahasiswa ini tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang terdiri atas Natalia Gabriella Suryawibowo (Kedokteran Gigi), Tiara Ayu Fitrah Haidam (Kedokteran Gigi), Hesya Nurulum Yunitasari (Kedokteran Gigi), Moh. Burhannudin (Kedokteran Gigi), dan Deta Stephanie Purba (Farmasi) dengan didampingi oleh Dr. drg. Archadian Nuryanti, M.Kes selaku dosen Departemen Biomedika FKG UGM.
Para mahasiswa ini membuat terobosan dengan cangkang bekicot yang memiliki kandungan kalsium tinggi untuk dijadikan ACP (Amorphous Calcium Phosphate) dengan dikombinasikan bersama CMC (Carboxymethyl Chitosan) sebagai pengikat dalam mengembalikan ion kalsium dan fosfat gigi. “Temuan tersebut kemudian dipadukan bersama jahe. Kandungan minyak atsirinya bermanfaat sebagai freshener sehingga dapat mencegah perkembangan bakteri penyebab demineralisasi. Kandungan kedua bahan dasar tersebut baik untuk remineralisasi gigi,” kata Natalia Gabriella Suryawibowo selaku ketua tim, Rabu (14/8) .
Ia menjelaskan bahwa remineralisasi adalah proses penggantian kalsium dan fosfat sebagai mineral yang mulai terkikis pada gigi. Remineralisasi penting dilakukan untuk mencegah keropos dan gigi tetap kuat saat berhadapan dengan bakteri, asam, dan gula yang terkandung pada makanan.
Adapun dalam Pembuatan nanospray diawali dengan preparasi cangkang bekicot yang diolah menjadi ACP dan dikombinasikan dengan CMC hingga menghasilkan serbuk CMC/ACP. Selanjutnya, dilakukan pemisahan jahe merah hingga menghasilkan minyak atsiri. “Keduanya lantas digabungkan menjadi formula nano spray,” terangnya.
Dari hasil riset sementara mereka, kata Natalia.Setelah dilakukan penyemprotan pada gigi, hasil gambar SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan nano spray dapat menutup diameter saluran dentin. Ukuran partikelnya yang kecil dan distribusi yang luas mampu masuk ke saluran dentin. “Kombinasi antara cangkang bekicot dan jahe merah efektif untuk remineralisasi gigi dan melawan bakteri,” kata Hesya.
Tiara Ayu Fitrah Haidam menambahkan, inovasi yang mereka kembangkan ini merupakan kebaruan dalam penelitian dengan melibatkan kandungan jahe merah sebagai antibakteri pada rongga mulut dan penggunaan kalsium dari cangkang bekicot sebagai bahan dasar pembuatan ACP. Harapannya dari penelitian ini dapat lebih lanjut mendukung pengembangan cangkang bekicot dan jahe merah sebagai produk terapi remineralisasi gigi yang aman. “Kami sangat berharap penelitian ini dapat diteruskan hingga menjadi produk yang bisa dijual di pasaran serta serta dapat digunakan oleh masyarakat maupun praktisi medis,” ujarnya.
Penulis : Bolivia
Editor : Gusti Grehenson