
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan inovasi microgreens berbasis mikroalga untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selain berfokus pada peningkatan nilai gizi, riset ini juga digagas guna menjawab tantangan keamanan pangan setelah maraknya kasus keracunan program MBG yang terjadi secara berulang di berbagai daerah.
Tim PKM ini terdiri atas Les’Aullian Achmad Argito, Achmad Tijani, M. Fajar Ridho Ilham, Nisrina Rahma Ardihapsari, dan Dina Eka Apriliawati. Les’Aullian Achmad Argito, selaku ketua tim peneliti, menjelaskan bahwa microgreens berbasis mikroalga yang dikembangkan timnya memiliki keunggulan dalam hal keamanan dan efisiensi. Microgreens ini dapat dipanen hanya dalam waktu 10-14 hari, dengan rantai distribusi yang pendek sehingga bisa dibudidayakan di lingkungan yang dekat dengan konsumen, misalnya di sekolah. “Kombinasi dengan mikroalga tidak hanya meningkatkan kandungan gizi, tetapi juga membantu menekan pertumbuhan bakteri berbahaya karena proses penanamannya dilakukan di lingkungan yang lebih terkontrol,” kata Argito, Jumat (17/10).
Dari hasil penelitian, kombinasi Spirulina hidup 10% dengan AB Mix terbukti mampu menghasilkan bobot basah tertinggi, yakni 1,94 gram, jauh di atas kontrol yang hanya mencapai 0,51 gram. Sementara itu, perlakuan Chlorella mati yang dicampur dengan AB Mix mencatat kandungan protein hingga 10,29 persen, hampir dua kali lipat dari kontrol. Artinya microgreens yang diberi campuran mikroalga seperti Spirulina dan Chlorella dapat membantu proses fotosintesis berlangsung lebih efisien pada tumbuhan. “Hasil ini menunjukkan bahwa perpaduan microgreens dan mikroalga berpotensi menghasilkan produk pangan bergizi tinggi, cepat panen, dan aman dikonsumsi,” ujarnya.
Dosen pembimbing tim, Ardan Wiratmoko, S.T.P., M.Sc., menilai riset ini hadir pada waktu yang tepat. Pasalnya, kasus keracunan MBG adalah alarm penting tentang kualitas pangan. “Inovasi mahasiswa kami ini tidak hanya menekankan pada aspek gizi, tetapi juga berpotensi mengurangi risiko kontaminasi bakteri karena proses produksinya sederhana, higienis, dan dekat dengan titik konsumsi,” jelasnya.
Tim mahasiswa berharap hasil riset ini dapat menjadi pijakan dalam memperkuat standar keamanan pangan dalam program MBG. Dengan microgreens mikroalga, program MBG diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan gizi anak di sekolah, tetapi juga lebih aman dari ancaman bakteri penyebab keracunan.
Penulis : Ika Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim PKM