Jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia diduga akan mencapai 693 juta jiwa pada tahun 2045 menurut laporan International Diabetes Federation (IDF). Bagi penderita diabetes jika terjadi luka akan sulit sembuh karena meningkatnya sitokin proinflamasi dan protease yang mengurangi tingkat faktor pertumbuhan, aliran darah, dan migrasi sel sehingga dapat menyebabkan luka diabetes menjadi ulkus (sariawan). Pada Pasien DM memiliki probabilitas sebesar 25% untuk mengalami ulkus diabetikum dengan lebih dari 17% pasien berisiko mengalami amputasi hingga kematian.
Tim mahasiswa UGM yang terdiri atas Firda Nazhira Salma (Kedokteran Hewan), Nola Sri Agustina (Kedokteran Hewan), Anthony Yuwono Saputro (Kedokteran Hewan), Aulia Zahwa Ariyanta (Farmasi), dan Devi Vita Sari (Farmasi) berhasil mengembangkan secretome yang disekresikan oleh dental pulp stem cells (DPSCs) kuda memiliki sifat proangiogenik, imunomodulator, dan anti inflamasi yang diharapkan dapat membantu proses penyembuhan luka diabetes. “Kita melakukan penelitian menggunakan secretome dari kuda untuk melihat potensinya dalam menyembuhkan luka diabetes,” kata Firda Nazhira Salma selaku ketua tim dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (14/8) di Kampus UGM.
Firda menjelaskan penelitian aktivitas gel secretome dari dental pulp stem cells diuji coba pada Hewan Model Tikus yang dibimbing oleh drh. Medania Purwaningrum, M.Sc., Ph.D sebagai dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan.
Menurutnya, penggunaan secretome dari DPSCs kuda untuk aplikasi luka diabetes dapat lebih mudah apabila dibuat dalam bentuk sediaan topikal seperti gel. “Gel memberikan efek dingin pada kulit sehingga sangat cocok untuk pengaplikasian pada luka” tuturnya.
Dari hasil riset yang mereka lakukan, hasil berupa gel dengan konsentrasi 30% eV dari secretome DPSCs kuda dengan potensi terbaik untuk mempercepat proses penyembuhan luka diabetes pada hewan model tikus. Meskipun hasil yang didapatkan sangat baik, namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat potensi autogenik dan allogenik serta mengetahui dosis aman dan toxic dari gelnya. “Eskalasi prevalensi diabetes di Indonesia terus meningkat, penelitian ini perlu untuk didalami lebih lanjut,” harapnya.
Penulis : Bolivia
Editor : Gusti Grehenson