Industri peternakan dan pertanian merupakan penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 1.672,25 Triliun atau 9,9% dari total PDB di Indonesia tahun 2021. Namun, berdasarkan data dari website crisis center PMK Kementerian Pertanian RI hingga 15 Oktober 2023, terdapat total 615.444 kasus mengenai hewan ternak terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di 27 dari 38 provinsi di Indonesia. Hal ini tentu membuat resah para peternak karena PMK dapat menurunkan produktivitas bahkan dapat menyebabkan kematian pada hewan ternaknya.
Melihat kondisi ini, lima mahasiswa UGM berinisiatif menciptakan sebuah produk berupa suplemen hewan ternak, terutama untuk sapi. Kelima mahasiswa ini terdiri dari Muhammad Farhan Pudi Hastawa, Muhammad Ridwan Adyatama, dan Aulia Nisa Azzahra dari Fakultas Kedokteran Hewan, Salsabila Qatrunnisa Balqis dan Amanda Putri Ayuningtyas dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, serta Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. sebagai dosen pendamping.
Farhan dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (20/11), mengatakan suplemen yang mereka kembangkan diberi nama Simagen yang merupakan singkatan dari bahan utama yang digunakan, yaitu Natrium Aluminosilikat, Maggot BSF, dan Kolagen yang memiliki berbagai manfaat baik bagi ternak. “Seperti namanya, Simagen diciptakan untuk meningkatkan imunitas sapi dalam rangka mencegah penularan PMK dan kerugian yang dihasilkannya,” katanya di kampus UGM.
Lebih jauh ia menambahkan, suplemen Simagen ini tidak hanya dapat digunakan untuk sapi tetapi juga dapat diberikan pada hewan ternak berkuku belah lainnya, seperti kambing dan kuda. Sebab, keunggulan dari produk suplemen ini adalah meningkatkan imunitas ternak dan optimasi terhadap vaksinasi yang telah diberikan. “Adanya produk ini, kami berharap dapat membantu peternak dalam mengurangi jumlah ternak yang terinfeksi PMK dan kerugian yang ditimbulkannya,” jelasnya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Freepik