Lima mahasiswa UGM telah berhasil mengungkap inovasi allogeneic platelet-rich plasma dalam menghambat perkembangan pembentukan plak aterosklerosis dengan menekan pelepasan sitokin inflamasi. Riset yang diketuai oleh Isma Fathur Aini (Kedokteran Hewan 2021) dan melibatkan rekan-rekannya, yaitu Titis Putri Dika Amalia (Kedokteran Hewan 2021), Nilda Adicia Putri (Kedokteran Hewan 2021), Brian Arianto Tanuwidjaja (Kedokteran 2021), dan Mulyadin (Farmasi 2022) dengan dosen pendamping dari Fakultas Kedokteran Hewan, yaitu Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. tergabung dengan nama Vasco.
Proyek riset yang dilakukan oleh Isma dan anggota timnya merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang dikembangkan dari dana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui dukungan dana dari Kemendikbudristek, tim Vasco berhasil menemukan potensi allogeneic platelet-rich plasma sebagai kandidat terapi alternatif aterosklerosis.
“Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global yang diperkirakan merenggut 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Sebanyak 85% kematian disebabkan oleh serangan jantung yang dikaitkan dengan proses degeneratif aterosklerosis,” terang Nilda.
Brian menjelaskan bahwa aterosklerosis terjadi ketika adanya penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat kolesterol yang berlebihan. Kolesterol tersebut nantinya akan menetap di dalam darah dan teroksidasi membentuk plak ateroma. Apabila dibiarkan terus menerus, maka plak tersebut dapat menyumbat aliran darah sehingga berakibat pada stroke, gagal jantung, bahkan kematian.
Pengobatan yang paling umum diberikan untuk penderita aterosklerosis saat ini adalah obat golongan statin. Namun, statin memiliki efek samping seperti mialgia, rhabdomyolysis, disfungsi hati, dan gagal ginjal.
“Platelet-rich plasma (PRP) merupakan plasma darah kaya trombosit yang dihasilkan melalui proses sentrifugasi darah. PRP mengandung growth factor yang dapat memfasilitasi perbaikan dan regenerasi sel. Selain itu, adanya hepatocyte growth factor (HGF) dapat bertindak sebagai sitokin antiinflamasi melalui penghambatan jalur NF-κB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PRP terbukti efektif menurunkan kadar HDL, LDL, dan total kolesterol, menekan inflamasi, serta menghambat perkembangan plak aterosklerotik pada tikus model aterosklerosis,” terang Isma selaku ketua tim.
“Perlu adanya eksplorasi sumber pengobatan baru untuk aterosklerosis. Salah satu kandidat terapi alternatif aterosklerosis adalah platelet-rich plasma, tetapi diperlukan adanya landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut,” ujar Titis.
“Riset ini dapat mengungkap potensi allogeneic PRP sebagai terapi vaskular allogeneic dan memberikan harapan dalam pengobatan aterosklerosis. Berlandaskan kerja keras dan kolaborasi multidisiplin ilmu, riset ini terus digali untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan SGD’s nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua orang di segala usia,” pungkas Ady.
Penulis: Tim PKM-RE UGM Vasco