Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil menorehkan prestasi membanggakan diajang Vetra Stock Competition (Equity Research Competition) 2025 yang diselenggarakan oleh UPN “Veteran” Jakarta di bulan Oktober 2025 lalu. Tim Anchor Capital terdiri dari Immanuel Andrew Tambunan (Akuntansi 2024), Faaza Fadhlurrahman (Akuntansi 2023), dan Ibnu Zidan Alfariz (Akuntansi 2024) berhasil meraih juara 2 setelah menyisihkan 50 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi tersebut, diantaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), UPN “Veteran” Yogyakarta, Universitas Prasetiya Mulya, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Immanuel Andrew Tambunan menjelaskan untuk bisa lolos dan menjadi pemenang dalam kompetisi ini, masing-masing tim harus melewati beberapa tahap seleksi. Adapun tahapan kompetisi terdiri dari berbagai seleksi awal diantaranya berupa penyusunan paper equity research. “Dari puluhan tim yang mendaftar, hanya 10 tim terbaik yang berhasil lolos dan berhak menuju babak final,” katanya di Kampus UGM, Selasa (11/11).
Setelah lolos dan masuk tahap final, kata Immanuel, para finalis diminta untuk memaparkan hasil riset saham mereka di hadapan tiga juri profesional dari industri pasar modal. Dalam perlombaan ini, setiap tim diminta untuk menganalisis salah satu emiten publik yang telah ditentukan panitia dan menghitung nilai intrinsik sahamnya. “Proses penilaian meliputi analisis kondisi makroekonomi, industri, keunggulan kompetitif perusahaan, aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), Porter’s Five Forces, analisis keuangan, valuasi, risiko investasi, hingga analisis teknikal,” terangnya.
Ia menceritakan Tim Anchor Capital FEB UGM pada tahap awal kompetisi memilih PT Indosat Tbk (ISAT) sebagai objek penelitian. Tim melakukan analisis mendalam menggunakan berbagai sumber seperti laporan keuangan tahunan, laporan keberlanjutan, serta presentasi perusahaan. Data-data riset yang diperoleh oleh tim juga diperkuat dengan melihat kondisi pasar dan tren industri telekomunikasi.
Memasuki babak final dengan metode dan kriteria penilaian yang sama, Immanuel menuturkan panitia memberikan tantangan kepada seluruh tim untuk melakukan analisis baru terhadap emiten berbeda, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Bedanya, pada tahapan ini para peserta hanya diberikan waktu terbatas untuk menyusun analisis dan presentasi dalam bentuk PowerPoint tanpa paper pendamping. “Tantangan terbesar kami adalah bagaimana beradaptasi cepat dengan anggota tim baru dan menyatukan gaya analisis yang berbeda dalam waktu yang terbatas. Tapi dari situ kami banyak belajar tentang kerja tim, pembagian tugas yang efektif, dan berpikir strategis di bawah tekanan,” pungkasnya.
Reportase : Kurnia Ekaptiningrum/ Humas FEB UGM
Penulis : Agung Nugroho
