Siapa yang hobi mengoleksi mainan action figure? Tak ada salahnya bagi Anda pecinta action figure untuk menambah koleksi action figure buatan mahasiswa UGM ini. Sebab, action figure yang dibuat memanfaatkan limbah korek api gas dan botol plastik bekas. Unik kan?
Action figure yang dibuat oleh lima mahasiswa Teknik Fisika UGM ini juga memiliki keunikan karena menggabungkan unsur digital berupa teknologi Augmented Reality. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri dari produk yang dinamai Ferrumium ini.
Ferrumium dirancang oleh Yohanes Mario Putra Bagus (Teknik Fisika 2022), Bintang Putra Megantara (Teknik Fisika 2022), Muhammad Fachrurrozy (Teknik Fisika 2022), Muhammad Iqbal Fajri (Teknik Fisika 2022), serta Stephanie Chika Devanesa Daniarto (Teknik Fisika 2022) di bawah bimbingan Dr. Ir. Nur Abdillah Siddiq, S.T., IPP. Mereka mengembangkan produk tersebut melalui dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan Kemenristekdikti 2023.
Ketua pengembang Ferrumium, Mario, mengatakan pembuatan Ferrumium berangkat dari kecintaannya terhadap series mecha, seperti Gundam dan Transformer. Sementara di sisi lain ia juga prihatin terhadap pengelolaan sampah yang belum dilakukan secara maksimal di tanah air. Oleh sebab itu, ia bersama timnya berinovasi menyulap limbah berupa korek api gas, botol plastik, dan kayu menjadi action figure estetik dan bernilai ekonomi.
“Tak seperti miniatur robot yang ada di pasaran pada umumnya menggunakan bahan baku plastik, Ferrumium berasal dari mendaur ulang sampah bekas korek api gas, botol, dan kayu yang didapatkan dari pengepul rosok maupun bank sampah,” terangnya, Rabu (11/10).
Mario menjelaskan visualisasi metal yang tergambarkan melalui dominasi korek api gas membuat Ferrumium seolah-olah terbuat dari metal layaknya robot pada umumnya. Pemanfaatan teknologi AR juga menjadi ciri khas Ferrumium daripada miniatur robot lainnya. Ferrumium mengadopsi berbagai karakter pewayangan sebagai karakter seperti Puntadewa-23, Janaka-04, Werkudara-02, dan masih banyak lagi.
Penggunaan karakter pewayangan ditujukkan untuk mempromosikan kearifan lokal berupa cerita pewayangan yang saat ini kurang digemari oleh masyarakat. Setiap karakter memiliki keunikan masing-masing berdasarkan cerita dalam pewayangan.
“Dengan fitur Augmented Reality membuat pembeli dapat menikmati 3D modeling melalui aplikasi Ferrumium,” imbuh Bintang.
Bintang mengatakan meski berbahan dasar barang bekas, Ferrumium tidak memiliki tampilan yang lusuh atau terkesan seadanya. Ferrumium dibuat sedemikian rupa dengan memperhatikan detail dan estetika action figure sehingga termanifestasi sebagai karya seni dengan tampilan visual yang sangat menarik.
“Action figure kami desain dengan tinggi 30 cm dan lebar 10-15 cm ini memiliki struktur yang kokoh sehingga dapat dimainkan selayaknya Action Figure,”ucapnya.
Ditambahkan Stephanie, Ferrumium juga hadir sebagai sarana edukasi, pasalnya penamaan karakter yang ada didasarkan pada kisah tokoh pewayangan. Dengan begitu, Ferrumium menjadi media pengenalan dan pelestarian budaya bangsa agar tidak terkikis dengan laju perkembangan zaman.
“Ferrumium kami pasarkan 1 set berisi 1 Ferrumim, 1 penyangga, 3 stiker, serta 1 akun aplikasi. Untuk satu paketnya kami jual seharga Rp300.000,”ucapnya.
Produk ini dipasarkan melalui media social IG: @pkmugm_ferrumium dan FB: pkmugm_ferrumium market place. Selain ini produk juga tersedia di market place Amazon dan Shopee.
Kehadiran Ferrumium tidak hanya memberikan nuansa baru bagi pengkoleksi action figure. Namun, produk ini juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan nyaman melalui pemanfaatan limbah sampah dan bentuk kewirausahaan dalam sektor industri kreatif.
Penulis: Ika
Foto: Donnie