Tidak banyak yang tahu bahwa umbi bawang dayak memiliki potensi, salah satunya sebagai obat herbal. Untuk itu, mahasiswa UGM melakukan penelitian terkait potensi umbi bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat asli Dayak.
Tim riset mahasiswa UGM ini adalah bagian dari pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Riset Eksakta (RE) yang dilaksanakan dengan dukungan pendanaan riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tim ini beranggotakan mahasiswa dari berbagai fakultas, yaitu di UGM, Ribka Wijayanti dan Dwina Aulia (Kedokteran Gigi 2022), Anisah Qurrotu Aini (Biologi 2022), serta Naila Nurfadhilah dan Atikah Nur Hanifah (Farmasi 2022) dengan Prof. drg. Supriatno, M.Kes., MD.Sc., Ph.D. sebagai dosen pendamping. Tim PKM-RE UGM ini melakukan penelitian untuk menggali potensi bawang dayak sebagai agen antiproliferasi dan induksi apoptosis sel kanker lidah manusia.
Tanaman bawang dayak yang diteliti dapat dibudidayakan di berbagai daerah. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut didapatkan dari UMKM lokal kelompok Tani di Danurejan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi, selain memiliki manfaat dalam bidang kesehatan, riset ini juga berdampak baik terhadap ekonomi UMKM sekitar.
“Bawang Dayak merupakan tanaman dengan antioksidan yang tergolong sangat kuat dan kaya akan senyawa terapi. Beragam senyawa terapi memang tidak bisa dimanfaatkan sekaligus apabila diekstraksi secara konvensional. Akan tetapi, dengan menggunakan Plant Derived-Exosome Like-Nanoparticle (PDENs), seluruh senyawa terapi tersebut mampu dibawa ke organ target,” terang Ribka Wijayanti.
Lebih lanjut, Ribka menjelaskan bahwa kanker terjadi karena aktivitas gen proto-onkogen yang menyebabkan proliferasi sel berlebihan dan inhibisi gen supresor tumor. Kanker lidah merupakan neoplasma ganas yang sering terjadi di rongga mulut dan dapat kambuh pada lokasi primer dan menyebar ke bagian organ tubuh lainnya. Adanya riset ini berfokus pada pengembangan terapi alami kanker lidah dengan memperbaiki kekurangan metode terapi yang sudah ada sebelumnya.
Dari riset yang dilakukan, aplikasi PDENs bawang dayak berpengaruh terhadap penurunan proliferasi sel kanker dan menginduksi kematian sel terprogram kanker. Jumlah sel kanker yang hidup mengalami penurunan karena terjadi apoptosis dan jumlah sel yang berproliferasi mengalami penurunan pada penggunaan PDENs bawang dayak yang lebih tinggi.
Dwina mengakui bahwa penelitian ini masih dalam tahap uji praklinik, tetapi apabila makin dikembangkan nantinya dapat menjadi landasan baru dalam pengobatan kanker mulut menggunakan herbal medicine. “Dengan riset bersama dan kolaborasi antar lintas jurusan, penelitian ini membantu kami semua untuk terus menggali potensi alam yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia,” jelas Dwina.
Penulis: fajar.sofyantoro