Plak gigi tersusun atas bakteri yang berasal dari sisa-sisa makanan di dalam mulut. Semakin tebal lapisan plak pada permukaan gigi akan semakin banyak timbunan bakteri dan berpotensi menyebabkan karies atau gigi berlubang. Sayangnya, menurut Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) yang dilakukan pada 2018 silam, hanya 2,18% penduduk di Indonesia yang mampu menyikat gigi dengan baik dan benar. Semakin tebal plak gigi maka semakin sukar dibersihkan sehingga membutuhkan bantuan tenaga medis untuk mengatasinya.
Tingginya kasus karies pada masyarakat terutama usia anak-anak menarik perhatian mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM angkatan 2023 untuk membuat produk inovasi dalam bentuk permen karet yang berasal dari ekstrak kulit buah naga untuk mendeteksi dan mengangkat plak gigi. Permen karet ‘Draco-chew’ merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah Islamia, Tyasadwi Bumi, Lutfia Nur Shabrina, Desika Yuspina Nurhidayah, dan Dyza Fathmasari Danisworo dibawah bimbingan Dr. drg. Alma Linggar Jonarta, M.Kes dari Departemen Biologi Oral FKG UGM. Penelitian ini didanai dengan skema Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2024.
Draco-chew berasal dari kata dragon fruit (buah naga) dan chewing (mengunyah). Dipilihnya buah naga sebagai bahan utama Draco-chew bukanlah tanpa alasan. Kulit dari buah naga merah mengandung zat warna Betasianin. Betasianin ini dapat digunakan sebagai pewarna alami makanan dan menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Selain itu, Betasianin diketahui bersifat antibakteri. Kemampuan Betasianin mewarnai dan sifat antibakteri menjadikan kulit dan daging buah naga berpotensi untuk dimanfaatkan di dunia kedokteran gigi.
“Permen karet ini mempunyai beragam kegunaan dalam pencegahan karies, mulai dari mendeteksi atau mewarnai keberadaan plak, membantu mengangkat plak, serta meningkatkan produksi ludah,” ungkap Fatimah Islamia. Dia menambahkan, produksi air ludah dapat membantu dalam pembersihan rongga mulut serta mengangkat plak gigi yang masih belum matang.
Proses penelitian Draco-chew dilakukan di empat laboratorium yang berbeda di UGM, yaitu Laboratorium Riset Terpadu FKG, Laboratorium Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik, Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi, serta Laboratorium Biologi Farmasi-Fakultas Farmasi. Saat tahap pengujian, permen karet Draco-chew diujikan pada biakan plak gigi secara in vitro berupa pengamatan kemampuan penempelan warna pada plak serta kemampuan perlekatan plak pada permen karet. “Kami membandingkan intensitas warna ekstrak buah naga dengan disclosing solution, suatu larutan pewarna plak gigi standar di bidang kedokteran gigi,” ujar Fatimah.
Fatimah dan tim menyadari masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi dan pengujian laboratorium lainnya agar Draco-chew aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. “Kami berharap setelah mendapatkan komposisi yang pas, produk ini dapat diproduksi secara massal serta dimanfaatkan masyarakat untuk memperbaiki cara menggosok gigi dan membantu mencegah terjadinya karies,” tutup Fatimah.
Penulis: Tim PKM-RE Draco-chew
Editor: Triya Andriyani