Fakultas Teknik UGM berkolaborasi dengan Toyota menyelenggarakan seminar nasional dalam rangka 100 tahun industri otomotif Indonesia. Tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah “Tantangan Sosial-Ekonomi dan Transformasi Digital dalam Pengembangan Energi Alternatif di Sektor Transportasi Menuju Net-Zero Emission 2060 di Indonesia”. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dies natalis UGM yang mengundang pembicara-pembicara dari triple helix yaitu pemerintah, akademisi, dan industri. Tujuan dilaksanakan seminar nasional adalah memberikan gambaran yang jelas terkait roadmap dan rekomendasi yang kuat untuk perkembangan ekosistem hidrogen di Indonesia yang berfokus pada dua aspek penting yaitu proses keamanan dan ekonomi.
Pembicara utama pada seminar nasional ini adalah Theodore Sutarto, S.E., M.E selaku Pelaksana Harian Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan dari enam pembicara yaitu Andriah Feby Misna, S.T., M.T., M.Sc dari Kementerian ESDM, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi dari BRIN, dan Prof. Deendarlianto dari Pusat Studi Energi UGM serta Oki Muraza dari Pertamina. Selanjutnya Dr. Indra Chandra S. dari TDEM dan Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D. dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Kegiatan ini merangkum hasil dari Focus Grup Discussion (FGD) yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh triple helix (pemerintah, akademisi, dan industri) pada tanggal 10 Oktober 2023. Semua temuan yang berasal dari FGD terkait ekosistem hidrogen dari hulu sampai hilir untuk sektor transportasi disajikan dan dipaparkan kepada masyarakat luas. Hidrogen adalah sesuatu hal yang sangat potensial di masa depan, tetapi di Indonesia untuk saat ini belum ada regulasi yang cukup jelas. Sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu mendorong terbentuknya regulasi dan strategi terkait pemanfaatan hidrogen di Indonesia.
Syahirul Alim Ritonga, S.T., MRes. dosen Fakultas Teknik UGM berharap kegiatan ini bisa mendorong terbentuknya kesepemahaman yang sama antara pemerintah, akademisi, dan industri mengenai perkembangan hidrogen di Indonesia. “Harapannya kalau bisa mengakselerasi terciptanya roadmap hidrogen di Indonesia dan agar pihak industri menjadi ujung tombak yang akan mengkomersialisasikan hidrogen serta memanfaatkannya dengan baik. Pasar akan mendapatkan masukan terkait kajian akademis maupun rencana pemerintah secara umum seperti itu,” ungkapnya.
Dosen Fakultas Teknik UGM, Muhammad Aulia Rahman, S.T., M.Sc., berharap kegiatan yang mengundang pemerintah, akademisi, dan industri serta media dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. “Pemerintah membuat regulasi peraturannya, industri mengembangkan teknologi, dan akademisi mengembangkan penelitiannya serta media menyebarluaskan hasilnya. Kemudian hal ini bisa menjadi titik awal sebagai batu loncatan untuk kita mengembangkan hidrogen ke depannya sesuai dengan tujuan Indonesia net-zero emission,” tutupnya.
Penulis: Rifai