Museum UGM menggelar pameran temporer bertajuk Karsa Karya Koesnadi Hardjosoemantri. Pameran digelar untuk mengungkapkan karsa dan karya yang telah didedikasikan oleh Koesnadi Hardjosoemantri, salah satu putera terbaik UGM secara komprehensif.
Pameran yang dibuka pada 16 November ini menampilkan 15 koleksi peninggalan rektor UGM periode 1986-1990. Pameran ini rencananya akan berlangsung hingga 29 November 2023.
Salah satu koleksi yang ditampilkan adalah plakat kenang-kenangan peringatan 50 tahun SMA N 1 Kupang. Plakat ini menandai peringatan 50 Tahun SMA N 1 Kupang yang didirikan 11 November 1950. SMA ini menjadi sekolah tempat Koesnadi Hardjasoemantri melakukan program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), cikal bakal program KKN UGM. Di sana, ia mengabdi dan mengajar para siswa selama 1 tahun, mulai tahun 1951-1952.
Koleksi lain adalah toga dan topi guru besar, papan nama Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, buku hukum tata lingkungan, lencana anugerah pendidikan pengabdian dan ilmu pengetahuan, pin gambar bintang, serta dasi bermotif biru. Selain itu, penjepit dasi beruliskan program Magister Ilmu Hukum, pengait dasi berlogo tunas kelapa, pin berlogo WUSC EUMC, Al-Qur’an, buku organizer, kotak lembaran diary, serta mobil toyota corona 2000.
“Apa yang disajikan dalam pameran ini tentu belum merepresentasikan karsa dan karya Koesnadi Hardjasoemantri secara komperehensif. Namun, diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada khalayak tentang ilmu, kearifan, dedikasi, semangat dan kerendahan hati beliau,” kata Kepala Museum UGM, Dra. Djaliati Sri Nugrahani, M.A., Kamis (23/11).
Djaliati Sri Nugrahani mengatakan meski Koesnadi Hardjasoemantri telah tiada, tetapi apa yang didedikasikan sepanjang hidupnya akan terus hidup, tumbuh, berkembang dan dikembangkan oleh generasi muda. Sosoknya memiliki gagasan dan karya penting dalam perjalanan UGM.
“Kiprahnya sudah sangat menonjol sejak beliau menjadi mahasiswa dengan mengajak rekan-rekannya sesama mahasiswa berpartisipasi dalam program PTM periode pertama. PTM memiliki peran penting karena menginspirasi gerakan mahasiswa mengajar, seperti Indonesia Mengajar. Selain itu, PTM juga menginisiasi lahirnya KKN,”terangnya.
Koesnadi juga dikenal sebagai tokoh lingkungan hidup. Ia berkontribusi dalam mencetuskan dan mendorong diterbitkannya UU No. 4 Tahun 1982 tengang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tak hanya itu, ia juga giat menjadi aktivis lingkungan hidup dan sempat menjadi Sekretaris Menteri Negara PPLH/KLH periode 1980-1986.
Sementara dedikasi di bidang pendidikan dan kebudayaan, Koesnadi juga sempat menjabat sebagai Kepala Direktorat Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan, Atase Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan di Kedutaan Besar RI Den Haag Belanda, Rektor UGM serta Direktur Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran
Lebih lanjut Djaliati Sri Nugrahani menyampaikan penyelenggaraan pameran sekaligus memperingati 10 tahun Museum UGM. Pameran ini menampilkan sosok Koesnadi melalui pemikiran dan karyanya yang didedikasikan kepada almamater, bangsa dan negara.
Pameran ini menampilkan sosok Koesnadi yang terbagi dalam empat tema. Cerita dimulai dari tema This is Koesnadi yang merepresentasikan idealisme seorang mahasiswa dalam memperjuangkan pendidikan. Lalu bergeser ke tema Bagimu Pertiwi yang menggambarkan kiprah Koesnadi di bidang pendidikan, kebudayaan, dan lingkungan hidup yang didedikasikan bagi bangsa dan negara.
Selanjutnya, cerita berlanjut di tema Pulang ke Bulaksmur dengan merepresentasikan kiprah Koesnadi di UGM, setelah kembali dari kiprahnya di luar kampus. Kiprah Koesnadi menjadi Rektor UGM ke-8 juga ditampilkan disini.
Asa Berkarya Sepanjang Masa menjadi segmen penutup pameran yang menggambarkan sosok Koesnadi terus berkarya hingga akhir hayatnya. Di akhir hayatnya, ia telah pensiun dari UGM namun masih berkontribusi di dunia pendidikan dengan menjabat sebagai Rektor Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Penulis: Ika