Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Marsekal TNI (Purn) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P., Hadi Tjahjanto menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara yang sangat majemuk dari segi etnis, budaya, agama, dan bahasa. Ia menjelaskan bahwa keberagaman ini merupakan kekuatan sekaligus tantangan yang harus dikelola dengan bijaksana. Sebab, untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, Hadi menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di tengah kemajemukan tersebut. Apalagi di tengah tantangan global yang semakin kompleks, termasuk era disrupsi teknologi, persatuan dan integritas bangsa menjadi faktor penentu dalam menghadapi berbagai dinamika sosial dan ekonomi.
“Untuk merawat persatuan dalam kemajemukan, kita harus berpegang teguh pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika, semboyan yang mencerminkan bahwa meskipun berbeda-beda, kita tetap satu,” kata Hadi Tjahjanto saat memberikan kuliah umum “Merawat Persatuan dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas 2045” di Ruang Multimedia 1, Gedung Pusat UGM, Selasa (24/9).
Dalam konteks mencapai Indonesia Emas 2045, Hadi menekankan bahwa terdapat empat pilar utama yang harus menjadi fokus bangsa. Pilar-pilar tersebut meliputi pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan pemantapan ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang baik. “Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kunci utama dalam membangun generasi Indonesia yang unggul di masa depan,” jelasnya.
Salah satu poin penting yang disampaikan Hadi adalah tentang pembangunan ekonomi berkelanjutan. Hadi menyoroti bahwa Indonesia selama ini sangat bergantung pada kekayaan sumber daya alam. Namun, ia memperingatkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan bijak untuk menjamin keberlanjutan bagi generasi mendatang. “Sumber daya alam seperti tambang, perkebunan, dan perikanan adalah kekayaan kita, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, mereka bisa menjadi bencana bagi generasi mendatang,” ungkap Hadi.
Menurutnya, sektor ekonomi kreatif berbasis teknologi dan inovasi harus menjadi fokus utama dalam menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri, terutama di daerah-daerah terpencil. Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Tidak ada gunanya kita membangun jalan dan jembatan di daerah-daerah terpencil jika masyarakatnya tidak siap untuk mengelola potensi ekonomi yang ada di sana. Pembangunan SDM dan infrastruktur harus berjalan beriringan,” ujar Hadi.
Di kuliah umum ini, dialog dengan sivitas akademika Universitas Gadjah Mada dipandu oleh Rona Utami, S.Fil., M.A., Dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan menghadirkan dua pakar sebagai pembahas yakni Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof. Dr. M. Baiquni, MA , dan pakar sosiologi politik UGM, Dr. Kuskridho Ambardi.
Penulis : Rahma Khoirunnisa
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto