Dalam upaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar dan lingkungan secara luas, UGM Peduli kembali hadir dalam rangkaian kegiatan bertemakan ‘Merti Bumi, Merawat Budaya, Menopang Peradaban’. Kegiatan yang berlangsung sepanjang hari Jumat (28/6) ini berlangsung di Area Danau Wisdom Park dan Kopi Lembah yang terbagi menjadi beberapa sesi. Fokus utama UGM Peduli kali ini tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu penting yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan fisik, tetapi juga untuk mempromosikan keberagaman budaya lokal, serta menyediakan platform diskusi terbuka untuk berbagi pengalaman antara mahasiswa, akademisi, praktisi, dan seluruh partisipan tentang tantangan kesehatan mental dan transformasi digital agar mampu menghadapi perubahan sosial dan teknologi yang kompleks.
Dr. Sindung Tjahyadi selaku Direktur Direktorat Kemahasiswaan saat memberikan sambutan sebelum rangkaian kegiatan UGM Peduli dimulai, mengungkapkan tema ‘Merti Bumi, Merawat Budaya, Menopang Peradaban’ dipilih sebagai panggilan untuk menghormati alam dan memelihara kearifan lokal dalam mendukung masa depan yang berkelanjutan. “Terkait sampah yang menjadi isu lingkungan saat ini, Bu Rektor sudah memberi sinyal bahwa per 1 Agustus sudah harus ada skema pengelolaan sampah yang lebih baik. Sebisa mungkin kita harus mengurangi sampah yang tidak bisa di-reuse dan recycling, dan kita sudah menemukan metode atau solusinya,” ungkap Sindung.
Ia menambahkan, salah satu solusi yang bisa digunakan untuk mengurangi timbunan sampah adalah dengan membangun budaya untuk menggunakan alat-alat yang tidak hanya sekali pakai. “Ke depannya kita akan mendorong mahasiswa untuk membawa lunch box sendiri ketika akan take away makanan yang ada di kantin. UGM dengan jumlah mahasiswa sekitar 50 ribu lebih bisa menjadi agen perubahan. Jika ada perubahan paradigma tentang pengelolaan sampah, saya yakin perubahannya akan signifikan,” tutur Sindung.
Lebih lanjut, Sindung menjelaskan salah satu concern UGM saat ini adalah mental health, oleh karena itu UGM selalu berupaya membangun lingkungan yang nyaman dan sejuk seperti Wisdom Park agar sivitas dapat menghirup udara segar sehingga pikiran menjadi selalu fresh. Tidak lupa, ia mengucapkan terima kasih atas dukungan semua unit kerja dan unsur masyarakat yang telah membantu penyelenggaraan kegiatan UGM Peduli.
Ketua UGM Peduli, Muhammad Fauzan Firdaus, menambahkan garis besar kegiatan UGM Peduli ini terbagi menjadi tiga poin utama. Pertama, kegiatan ini menyoroti isu lingkungan dengan mengorganisasi giat kebersihan di area Wisdom Park dengan melibatkan partisipan dari berbagai latar belakang. Kedua, UGM Peduli memberikan fokus pada kesehatan mental menggunakan metode psikoterapi melalui medium kesenian. Ketiga, kegiatan ini juga menekankan pentingnya kesehatan fisik sehingga diharapkan dapat menginspirasi dan mendorong gaya hidup sehat bagi peserta dan masyarakat umum.
“Setelah giat kebersihan, akan ada Talkshow yang mengangkat tema ‘Membaca kembali Peradaban: Menghadapi Perubahan Sosial dalam Transformasi Digital’. Di akhir kegiatan juga akan ada sesi Art Therapy yang menghadirkan Art Healing Indonesia. Selain sebagai alat meredakan stres, Art Therapy juga bertujuan untuk menyiapkan partisipan menghadapi risiko-risiko yang terkait dengan perkembangan teknologi yang cepat,” tutup Fauzan.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto