Rangkaian kegiatan Misa Syukur Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali hadir untuk menyambut Tahun Akademik 2023/2024. Sama seperti tahun sebelumnya, Misa Syukur ini menjadi kesempatan besar untuk mahasiswa Katolik Universitas Gadjah Mada mengucap syukur karena telah menjadi bagian civitas akademika Universitas Gadjah Mada dan memohon penyertaan Tuhan untuk semester baru yang akan dihadapi.
Misa Syukur 2023 yang dilaksanakan di Grha Sabha Pramana dihadiri sekitar 800 umat dan disiarkan langsung secara daring melalui kanal YouTube Gereja St. Antonius Padua Kotabaru dan diikuti oleh 140 umat. Misa dipimpin langsung oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr. dan didampingi oleh 9 Romo Konselebran, yakni Romo Vikep DIY Timur, Romo Vikep Kategorial, Romo Rektor Seminari Tinggi Kentungan, Romo Rektor SSCC, Romo Rektor OMI, Romo Vikep DIY, Romo Effendi Kusuma Sunur SJ dan Romo Agustinus Daryanto SJ selaku Romo mahasiswa, serta Romo Paroki Kotabaru.
Misa Syukur adalah sebuah kegiatan kerohanian tahunan. Pertama kali diadakan pada tahun 2019, dan di tahun berikutnya karena pandemi COVID-19 menjadikan pelaksanaan Misa Syukur 2020 dan 2021 diselenggarakan secara daring melalui live streaming YouTube Misa Kampus UGM dengan tetap mengundang animo yang tinggi dari civitas academika Katolik UGM.
Rangkaian Misa Syukur 2023 diawali dengan ramah tamah bersama Bapa Uskup dan pimpinan Universitas Gadjah Mada beserta mahasiswa. Ekaristi dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Semarang, kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dari seluruh fakultas di Universitas Gadjah Mada. Misa Syukur kali ini disemarakkan oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Gadjah Mada, persembahan tari dan orkestra dari mahasiswa-mahasiswi Katolik UGM.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., mewakili Universitas Gadjah Mada menyampaikan apresiasi atas terlaksananya Misa Syukur 2023. Aktivitas kerohanian, menurutnya, merupakan bagian dari proses pembelajaran sebagai upaya agar apa yang akan dikerjakan dalam Tahun Akademik 2023/2024 bisa berjalan dengan lancar.
Baginya kehadiran unit kegiatan kerohanian penting untuk melatih kepekaan terhadap perbedaan yang ada di sekitar kampus. Sedangkan UGM memiliki komitmen yang besar untuk memfasilitasi mahasiswanya agar bisa belajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Kepada para mahasiswa juga diajarkan rasa toleransi dan solidaritas sebagai bagian dari proses pembelajaran.
“UGM menyediakan fasilitas pusat peribadatan bagi seluruh agama, dan akan diresmikan pada pertengahan Desember 2023 nanti. Fasilitas ini untuk menunjukkan praktek kerukunan dan toleransi secara nyata. Hal ini diyakini penting untuk mendukung proses pembelajaran dalam membangun insan yang berintelektual dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi,” katanya, di Grha Sabha Pramana, Kamis (31/8).
Misa Syukur tahun ini mengangkat tema “Mengakar, Bertumbuh, dan Berbuah dalam Kristus” yang sejalan dengan perumpamaan pada Bacaan Injil (Matius 13:1–23), yaitu perumpamaan tentang penabur dan biji-bijian. Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr. dalam homilinya menyampaikan, “Iman itu seperti benih yang ditanamkan dalam diri yang harus dijaga dan dirawat dengan baik dari berbagai gangguan atau hal hal negatif yang dapat mengganggu perkembangan benih iman.
Dengan semakin mengenal Kristus maka akan semakin mencintai-Nya dan semakin sulit iman untuk goyah. “Karenanya sebagai orang beriman diharapkan selalu mencari kesempatan untuk mengembangkan benih iman melalui doa, ikut kegiatan keagamaan, membaca alkitab,” tuturnya.
Penulis : Agung Nugroho