
Summer School on Global Logistics and Supply Chain Management 2025 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada resmi ditutup pada Jumat (13/6). Acara ini bekerja sama dengan The Logistics Institute – Asia Pacific, National University of Singapore, dan University of Applied Sciences Upper Austria dalam memberikan pembelajaran berbasis kasus dan tantangan bisnis dunia nyata.
Dekan FTP UGM Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc, Dekan FTP UGM menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas terselenggaranya kerja sama melalui program summer school ini. Ia berharap agar kolaborasi antar universitas dapat terus berlangsung dan memberikan program-program pembelajaran lintas negara bagi mahasiswa. “Tentunya saya harap program ini dapat menjadi ranah pertukaran budaya dan belajar membangun jejaring bagi mahasiswa. Semoga kedepannya akan terlaksana agenda lain yang berdampak,” ujar Eni.
Eni menyebutkan, program summer school ini dibuka sejak bulan April lalu dan berlangsung pada 2-13 Juni 2025. Selama dua minggu, peserta akan diberikan materi mengenai implementasi teori pada tantangan usaha nyata. Terdapat tiga tempat yang akan menjadi objek pembelajaran, antara lain industri tempe, coklat, dan batik Yogyakarta. “Pemahaman akan rantai pasok industri lokal diharapkan dapat menjadi pengalaman baru bagi mahasiswa sekaligus memunculkan inovasi atau daya pikir kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah bisnis produk lokal, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Logistics Institute – Asia Pacific, National University of Singapore, Dr. Robert de Souza mengungkapkan kebanggaannya bisa menyelenggarakan program ini bersama UGM di Indonesia. Menurutnya, dalam hal pariwisata, akomodasi, dan pelayanan, Indonesia menjadi salah satu prioritasnya untuk bekerja sama. Tempat-tempat wisata, jajanan kuliner, bahkan kekayaan alamnya menawarkan pengalaman terbaik untuk belajar sekaligus menikmatinya. “Saya sudah berkali-kali ke Indonesia dan saya kira ini adalah pengalaman terbaik saya. Apalagi dengan kunjungan ke industri tempe dan coklat, ini sangat berharga,” tuturnya.
Melalui program ini, Robert berharap agar peserta dapat mengeksplorasi apa saja problematika industri lokal yang akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi. Ia menyadari beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi dunia sedang menghadapi krisis akibat geopolitik global. Maka dengan adanya program ini, peserta mahasiswa bisa mendapat pembekalan terbaik untuk meniti karir selanjutnya.
Disampaikan juga oleh perwakilan School of Business and Management, University of Applied Sciences Upper Austria, Prof. DI Franz Staberhofer, sebuah sejarah dalam penyelenggaraan summer school untuk bisa mendapatkan pengalaman terbaik setelah berkolaborasi dengan UGM di indonesia. Memang dalam dua tahun lalu, program ini fokus bekerja sama dengan daerah-daerah di Eropa. Karenanya, terselenggaranya program ini di Indonesia ternyata memberikan angin segar. “Kita memang membutuhkan kerja sama yang baik, saya ingat betapa saya tidak bisa berhenti terkejut dengan pengalaman dan pelayanan di program ini. Semoga bisa menjadi bekal untuk karir mahasiswa kita,” tuturnya.
Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG) UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt. mengapresiasi kegiatan dalam pengembangan kompetensi mahasiswa dalam memahami ekonomi dan perdagangan global. Menurutnya program summer school menandai semakin kuatnya kolaborasi internasional antara UGM dengan universitas lintas negara. “Fokus kami adalah untuk menciptakan ekosistem yang mampu mendukung kreativitas mahasiswa, khususnya dalam pembentukan karakter dan mengembangkan bisnis,” ujar Puji.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.FTP