
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gajah Mada di Kabupaten Serang, Banten secara konsisten melaksankan program kerja untuk menjaga konservasi mangrove dan menjaga ekosistem laut. Tim KKN-PPM UGM di Desa Tengkurak, di wilayah pesisir Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, kali inipun berhasil melakukan penanaman mangrove di sejumlah lokasi. Bekerjasama dengan PT Candra Asri Tbk, Pemda Serang, Universitas Syeikh Nawawi Banten (USNB), Kagama Banten, PT Krakatau Steel dan BPR Serang, KKN-PPM UGM menurut rencana akan menanam sebanyak 650 ribu bibit mangrove di lahan seluas 186 ha selama 3 tahun secara bertahap. Sebagai tahap awal KKN-PPM UGM kali ini berhasil menanam sebanyak 5 persen dari total 650 ribu bibit mangrove. Keberhasilan inipun pada akhirnya mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Serang dengan mengangkatnya dalam sebuah Seminar Konservasi Ekosistem Mangrove di Wilayah Kabupaten Serang di Pendopo Bupati Serang, Jum’at (8/8).
Mewakili Bupati Serang, Muhammad Najib Hamas mengatakan seminar konservasi ekosistem mangrove ini sebagai langkah untuk menjaga lingkungan terutama di wilayah laut. Ia berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut sesuai dengan komitmen semua dalam menjaga lingkungan ekosistem laut, sekaligus sebagai upaya yang tidak terpisah dalam usaha mengurangi emisi karbon. Ia menyampaikan rasa terimakasihnya kepada sejumlah unsur terkait yang telah terlibat dalam penanaman pohoh mangrove, khususnya di wilayah Serang bagian utara untuk menjaga ekosistem alam.
Sesuai dengan mitigasi dan hasil diskusi, disebutnya dalam menjaga ekosistem mangrove yang terkonsentrasi di kawasan Kecamatan Tanara dan Tirtayasa maka kebersamaan dan kesepakatan Pemkab Serang, KKN-PPM UGM, dan PT. Chandra Asri Pacific Tbk hingga Tahun 2026 mendatang. “”Saya hadir di seminar konservasi mangrove mewakili Ibu Bupati, menyampaikan pesan-pesan beliau dalam forum yang pertama, Pemerintah Kabupaten Serang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada keluarga besar UGM yang telah bersinergi untuk KKN mahasiswa UGM yang sudah 25 hari di Kabupaten Serang di dua Kecamatan Tirtayasa dan Tanara,” ujarnya.
Drs. Achmad F Sudaryatno, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan menyatakan untuk penanaman mangrove kali ini KKN-PPM UGM memang fokus di Desa Tengkurak yang berada di wilayah pesisir Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Daerah ini, disebutnya telah mengalami abrasi parah selama beberapa dekade terakhir, dan abrasi tersebut menyebabkan hilangnya garis pantai, mengancam tambak warga, serta memicu kerusakan ekosistem lokal. Sebagai bentuk respon terhadap krisis lingkungan ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menetapkan sekitar 186 hektar kawasan pesisir di Desa Tengkurak sebagai lahan prioritas untuk rehabilitasi mangrove. “Area ini dipilih karena letaknya strategis sebagai sabuk hijau penahan abrasi dan potensi ekologis yang tinggi. Sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menggagas program konservasi mangrove dengan target penanaman 1 juta batang mangrove di pesisir Banten. Pada tahun 2025, Chandra Asri menjalin kerjasama strategis dengan mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Sagara Tirtayasa, untuk memperkuat pendekatan edukatif dan pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi mangrove kepada masyarakat dan siswa”, terangnya, Senin (11/8).
Selain melakukan penanaman mangrove secara massal, mahasiswa KKN-PPM UGM dalam program ini berhasil mendapat dana CSR dari PT Candra Asri Tbk sebesar 7 juta rupiah untuk melakukan sosialisasi mangrove di sejumlah kelompok mulai anak2 SD, SMP, SMA, karang taruna dan masyarakat pesisir. Bukan hanya penting secara ekologis, tetapi keberadaan mangrove juga memiliki nilai ekonomi tinggi melalui perdagangan karbon (carbon trading), dan salah satu kontribusi utama ekosistem mangrove adalah kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar (carbon sink), yang bisa dikonversi menjadi kredit karbon dan diperjualbelikan. Harga Karbon di Indonesia, disebutnya bervariasi tergantung pada jenis proyek, lokasi, dan mekanisme perdagangan.
“Di pasar global, harga karbon ini jauh lebih tinggi, khususnya di kawasan dengan regulasi ketat. Di Uni Eropa, EU ETS – Emissions Trading System, harga karbon bisa mencapai lebih dari US$ 80 per ton CO₂e atau sekitar 1,2 juta rupiah per ton sebagaimana menurut data CNBC Indonesia. Artinya, jika proyek rehabilitasi mangrove di Tengkurak dikembangkan secara serius dan terverifikasi secara internasional, maka potensi nilai ekonomi dari stok karbon yang tersimpan dapat jauh lebih besar daripada estimasi harga lokal”, imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : dok. KKN PPM-UGM Serang Banten