Ditetapkannya Desa Kadilanggon, Klaten sebagai Kawasan Mandiri Pangan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan strategi jangka panjang yang diambil pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan melalui bidang pertanian dan peternakan sebagai potensi yang sudah tersedia di Desa tersebut. Sayangnya, potensi sumber daya alam yang dimiliki Desa Kadilanggon belum dimanfaatkan secara optimal. Namun dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Putra Manggolo diharapkan agar potensi bidang pertanian dan peternakan di Desa Kadilanggon bisa dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya pengembangan usaha budidaya domba melalui program Kampung Domba yang bertujuan untuk mengembangkan peternakan domba yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sejak tahun 2023, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada menginisiasi program pendampingan bagi Kampung Domba untuk membantu terciptanya ketahanan pangan serta meningkatkan perekonomian warga sekitar. Dr. Ir. Muhsin Al Anas, S.Pt., IPP, dosen sekaligus Kepala Pusat Pengembangan Ternak Fakultas Peternakan UGM, menjelaskan bahwa untuk mewujudkan Kampung Domba yang mandiri, ia dan tim akan mengembangkan dua program utama. Pertama, timnya akan mengembangkan lahan hijauan makanan ternak (HMT) dan membangun pabrik pakan konsentrat. “Pakan ini menjadi dasar utama dalam budidaya ternak karena berkaitan dengan produktivitas yang optimal dan efisiensi usaha,” jelas Muhsin dihubungi via daring, Selasa (1/10).
Di samping itu, tim dari UGM juga ikut mendampingi pendirian pabrik pakan konsentrat yang dijalankan oleh BUMDesa Putra Manggalo akan memiliki kapasitas produksi hingga 50-75 ton/bulan. Saat ini, produksi dan penjualan pakan masih berkisar 40-60 ton/bulan. Pabrik pakan konsentrat mampu menyediakan pakan berkualitas yang dapat diakses oleh peternak domba, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak “Pabrik pakan ini telah memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan mendukung kemandirian Kampung Domba,” ujar pengajar Biokimia Nutrisi ini.
Lebih lanjut, Muhsin menjelaskan program kedua yang mereka lakukan adalah pengembangan model kemitraan inti plasma antara BUMDes dengan peternak. BUMDes sebagai inti berperan dalam menyediakan bibit domba untuk penggemukkan, pakan selama tiga bulan masa pemeliharaan, dan pendampingan manajemen budidaya kepada peternak mitra, bahkan menjadi off-taker yang akan membeli ternak saat panen. “Peran peternak di sini adalah menyediakan kandang dan lahan hijauan untuk menjalankan budidaya domba. Program ini telah berjalan selama dua periode dan sudah memberikan keuntungan bagi peternak,” tutur Muhsin.
BUMDes Putra Manggolo berkomitmen menjadi motor penggerak dalam membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan di Desa Kadilanggon, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor peternakan. Imam Adi Prayogo, Direktur BUMDes, menyatakan bahwa pabrik pakan konsentrat juga berperan penting dalam mendukung model kemitraan penggemukan domba yang telah dikembangkan dengan mengadopsi sistem inti-plasma. Baginya, dengan kemitraan ini, diharapkan produktivitas ternak dan keuntungan para peternak dapat meningkat.
Kepala Desa Kadilanggon, Sri Agung Suko Wijoyo, juga menyampaikan harapannya terkait Program Kampung Domba yang memanfaatkan potensi Desa Kadilanggon. Mereka sangat mendukung program Kampung Domba ini karena menjadi langkah nyata dalam memanfaatkan potensi desa. Agung berharap, dengan program ini Desa Kadilanggon dapat menjadi contoh desa mandiri pangan di Jawa Tengah.
Untuk memaksimalkan hasil dari program Kampung Domba, Muhsin juga menggandeng Priyonggo Suseno, dosen dari Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Islam Indonesia, yang memberikan pendampingan terkait pemasaran produk dan manajemen keuangan BUMDes. “Jadi kami memberikan pendampingan secara menyeluruh, mulai dari budidaya, pengelolaan modal, sampai dengan penjualan,” tutup Muhsin.
Penulis: Triya Andriyani