Program TELADAN (Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan) merupakan salah satu inisiatif Tanoto Foundation dalam membangun generasi unggul dan pemimpin masa depan yang tangguh untuk memberikan kontribusi positif bagi Indonesia. Berkeinginan memberikan andil yang nyata, mahasiswa UGM penerima beasiswa Teladan yang tergabung dalam kelompok The Stream Liners berhasil melaksanakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang sistem pengolahan sampah yang berkelanjutan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta. Program ini diadakan di SDN 1 Jetis dengan rentetan workshop yang dilaksanakan mulai dari pertengahan Maret hingga April lalu.
Pemilihan usia SD dikarenakan sekolah sebagai miniatur masyarakat bisa menjadi tempat menanamkan hal-hal baik sejak usia dini, termasuk tentang kebiasaan untuk memilah dan mengolah sampah yang dipercaya dapat memberikan manfaat seperti terbentuknya kesadaran lingkungan, dan mengajarkan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. “Kegiatan yang kami lakukan meliputi sesi edukasi tentang pemilahan sampah dan teknik pemrosesan sampah organik. Para peserta diberikan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli di bidang pengelolaan sampah dan lingkungan,” ungkap Naufal, salah satu anggota kelompok The Stream Liners, saat diwawancara.
Ia menambahkan rangkaian kegiatan workshop tersebut juga melibatkan beberapa narasumber, meliputi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Yogyakarta, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Aplikasi pengelolaan sampah berkelanjutan – RAPEL, dan Grup kolektif praktisi dan pegiat pendidikan anak Indonesia – Guru Bumi. Banyaknya pihak yang diajak berkolaborasi, karena The Stream Liners ingin menanamkan keyakinan bahwa sampah yang tidak terkelola dengan baik bisa menimbulkan dampak negatif, tidak hanya terhadap kesehatan masyarakat tetapi juga pada ekosistem lingkungan. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap juga rentan akan timbulnya berbagai penyakit.
“Melalui workshop ini, kami berdiskusi dan berbagi pengetahuan dengan para guru sebagai ujung tombak pendidikan, tentang cara mengelola sampah secara efektif dan berkelanjutan,” tambah Naufal. Ia berharap nantinya para guru dapat mendidik siswa-siswi melalui media edukasi anak-anak sehingga memahami pentingnya pengelolaan sampah yang baik serta mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Puncak dari rangkaian workshop dilaksanakan pada 17 Mei silam sebagai bentuk perayaan Hari Bumi. Saat kegiatan tersebut, Guru Bumi memberikan edukasi dengan cara yang menarik melalui berbagai permainan dan aktivitas interaktif sehingga siswa-siswi SDN 1 Jetis menunjukkan antusiasme yang tinggi pada materi pemilahan sampah. “Dengan mengedukasi siswa, satu keluarga ikut teredukasi. Semakin banyak siswa yang teredukasi tentang lingkungan, semakin banyak juga warga sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan,” tutup Naufal.
Reportase dan Foto: Naufal
Penulis: Triya Andriyani