
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ova Emilia, mewisuda sebanyak 2.335 lulusan Program Pascasarjana, terdiri atas 2.028 lulusan Program Magister (S2), termasuk 6 wisudawan diantaranya adalah warga negara asing, 102 lulusan Program Spesialis, 12 lulusan Program Subspesialis, dan 193 lulusan Program Doktor (S3), termasuk 1 wisudawan diantaranya adalah warga negara asing.
Prosesi wisuda Program Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2025/2026 dilaksanakan selama 2 (dua) hari. Prosesi wisuda hari pertama, Selasa (21/10), UGM mewisuda mewisuda 1.241 lulusan dari 10 fakultas yaitu Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Fakultas Filsafat, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Pertanian, Fisipol, Fakultas Geografi, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Sedangkan di hari kedua, Rabu (22/10), UGM kembali mewisuda 1.094 lulusan.
Dalam pidato sambutannya, Rektor UGM mengatakan pendidikan tinggi memegang peran strategis sebagai pusat riset dan inovasi sekaligus sebagai pencetak SDM unggul dan terampil di bidang teknologi. Sebagai institusi pendidikan tinggi, UGM disebutnya memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat termasuk menyiapkan talenta unggul masa depan yang kompeten dan memiliki integritas profesi, serta bekal nilai etik dan tanggung jawab profesional.
“Belajar di institusi pendidikan Tinggi bukan sekedar untuk menjadi lulusan dengan pendalaman bekal keterampilan maupun pengetahuan, namun juga harus menjadi lulusan yang berkarakter, adaptif, dan berdaya saing, sekaligus mampu menjadi subjek berdampak untuk memecahkan permasalahan bangsa,” ujarnya di Grha Sabha Pramana.
Dihadapan wisudawan dan tamu undangan, Rektor mengaku bangga atas berbagai prestasi yang berhasil diraih selama bulan September 2025 diantaranya 14 peneliti UGM yang berasal dari Fakultas Farmasi, Fakultas Geografi, Sekolah Vokasi, Fakultas Teknik, Fakultas Kehutanan, FMIPA, Fakultas Kedokteran Gigi, dan FKKMK berhasil masuk daftar 2 persen top scientist dunia 2025 versi Stanford University. Sedang di bulan Oktober 2025 ini, UGM berhasil pula meraih penghargaan tingkat nasional berupa Mandaya Award dari Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI atas kontribusi UGM dalam menghadirkan program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk komitmen UGM dalam menjaga mutu pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat di bidang bahasa dan sastra tingkat internasional, UGM juga berhasil menempati peringkat pertama dalam Indonesia’s 68 Best Literature Universities dalam pemeringkatan Edurank University Ranking 2025. Program Studi Magister Agama dan Lintas Budaya (ALB) atau Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), Sekolah Pascasarjana UGM juga berhasil meraih akreditasi Internasional Premium Quality Seal dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA). “Dengan pencapaian ini tentu menegaskan posisi CRCS UGM sebagai prodi yang konsisten dalam membangun jembatan pengetahuan lintas disiplin terkait agama dan budaya di tingkat internasional, dan berbagai keberhasilan pencapaian prestasi UGM di tingkat nasional maupun internasional ini menjadi wujud nyata bahwa universitas telah memenuhi standar tinggi di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat termasuk dalam memperkuat jejaring kemitraan lintas sectoral,” terangnya.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza mewakili PP Kagama, menyampaikan bahwa bangsa Indonesia saat ini tengah menegakkan kedaulatan industri melalui hilirisasi. Hilirisasi ini, menurutnya menyangkut soal nilai tambah ekonomi dan martabat ilmu pengetahuan. “Kita ingin agar sumber daya Indonesia diolah dengan kecerdasan anak bangsa sendiri, bukan hanya diekspor sebagai bahan mentah. Di sinilah kontribusi nyata para lulusan Pascasarjana sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Ia mengharapkan penelitian yang dilakukan di kampus bisa menjadi hasil inovasi penelitian yang aplikatif dan mampu memecahkan masalah riil industri dan menciptakan solusi di masyarakat. Mahasiswa pun dapat dilibatkan dalam penelitian terapan yang relevan dengan kebutuhan industri. “Diharapkan nantinya peran besar lulusan dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi industri. Lulusan perguruan tinggi juga dapat merumuskan solusi berbasis ilmu pengetahuan. Karena itu, jadilah jembatan yang mampu menghubungkan teori di kampus dengan praktik di lapangan,” terangnya.
Wakil Wisudawan, Andi Ali Armunanto, lulusan dari jenjang doktor dari Fisipol UGM ini menuturkan raihan gelar doktor atau magister bukanlah tujuan akhir. Pencapaian gelar tersebut, menurutnya, sebagai sebuah proses transformasi. Sebuah proses di mana para lulusan tidak hanya menghasilkan karya ilmiah yang orisinal, tetapi yang lebih penting melalui proses tersebut berhasil menumbuhkan etos, etos ketekunan saat menghadapi jalan buntu, etos integritas dalam setiap data dan argumen, serta etos kerendahan hati karena mampu menyadarkan betapa luasnya lautan ilmu yang belum mampu dijelajahi. “Melalui laboratorium, perpustakaan, lapangan penelitian, studio, dan ruang-ruang diskusi, kita dididik untuk tidak hanya menguasai teori. Kita dilatih untuk membaca realitas dengan kepekaan dan keberpihakan. Setiap ujian, setiap kegagalan yang berhasil kita atasi, dan setiap momen perenungan, telah mengasah kita menjadi pemikir yang lebih tajam dan manusia yang lebih empatik,” ucapnya.
Seperti diketahui, Masa studi rata-rata untuk lulusan program magister (S2) pada wisuda kali ini adalah 3 tahun 1 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Saudari Felicia Servina Djuang dari Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 1 bulan 11 hari.
Untuk rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 30 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda berhasil diraih Amanda Eka Lupita dari Program Studi Magister Ilmu Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, yang berhasil lulus dalam usia 22 tahun 6 bulan 29 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,75. Sementara lulusan yang berpredikat pujian pada periode ini sejumlah 1.082 lulusan (53,35%), berpredikat sangat memuaskan sejumlah 798 orang (39,35%), dan yang berpredikat memuaskan sejumlah 148 orang (7,30%). Pada lulusan program Magister (S2) periode ini, sebanyak 25 lulusan berhasil meraih IPK tertinggi 4,00. Salah satu diantaranya Rizal Galih Pradana dari Program Studi Magister Psikologi, Fakultas Psikologi.
Sementara di Program Spesialis masa studi rata-rata periode ini 4 tahun 8 bulan, dan waktu studi tercepat diraih Ghani Ihsanul Hakim dari Program Studi Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 11 bulan 13 hari. Rerata usia lulusan Program Spesialis periode ini adalah 33 tahun 6 bulan 15 hari, dan lulusan termuda diraih I Gede Made Hadi Nugraha Arisukra dari Program Studi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang berhasil lulus dalam usia 28 tahun 2 bulan 20 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Spesialis adalah 3,80, dan lulusan yang mendapat predikat pujian sebanyak 63 (61,76%), berpredikat sangat memuaskan sejumlah 31 lulusan (30,39%), dan berpredikat memuaskan sebanyak 8 lulusan (7,84%). Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi untuk lulusan Program Spesialis periode ini diraih Dewi Ayu Karina dari dari Program Studi Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dengan IPK 3,99 sekaligus berpredikat pujian.
Sedangkan di Program Subspesialis, masa studi rata-rata 2 tahun 8 bulan, dan waktu studi tercepat diraih Daldy Arianda dari Program Studi Subspesialis Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 11 bulan 16 hari. Rerata usia lulusan Program Subspesialis periode ini adalah 43 tahun 5 bulan 10 hari, dan lulusan termuda diraih Fresti Oktanindi dari Program Studi Subspesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang berhasil lulus pada usia 37 tahun 8 bulan 20 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Subspesialis adalah 3,83, dan sebanyak 10 lulusan (83,33%) berhasil lulus dengan predikat pujian, dan selebihnya sebanyak 2 lulusan (16,67%) berpredikat sangat memuaskan. Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi untuk lulusan Program Subspesialis periode ini diraih Rahmalina dari Program Studi Subspesialis Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang lulus dengan IPK 3,87 sekaligus menyandang predikat pujian.
Adapun untuk jenjang Program Doktor,masa studi rata-rata 4 tahun 12 bulan, dan waktu studi tercepat diraih Raden Roro Widya Ningtyas Soeprajitno dari Program Studi Doktor Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 10 bulan 27 hari. Rerata usia lulusan Program Doktor adalah 41 tahun 6 bulan 15 hari, dan lulusan termuda program Doktor adalah Rizky Aflaha dari Program Studi Doktor Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang berhasil lulus pada usia 25 tahun 10 bulan 1 hari. IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) periode ini adalah 3,87, dan lulusan dengan berpredikat pujian sebanyak 74 lulusan (38,34%), berpredikat sangat memuaskan sebanyak 111 lulusan (57,51%) dan berpredikat memuaskan sebanyak 8 lulusan (4,14%). Pada periode ini, sebanyak 36 lulusan berhasil meraih IPK tertinggi 4,00, dan salah satu diantaranya Awistaros Angger Sakti dari Program Studi Doktor Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, sekaligus berhasil lulus dengan predikat Pujian.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Donnie