
Mahasiswa KKN-PPM UGM Banggai Kepulauan menginsiasi pendirian diving center dalam rangka memperkuat wisata bahari. Keberadaan diving center ini merupakan hasil kolaborasi erat mahasiswa KKN dengan pemerintah daerah dan warga masyarakat yang turut terlibat sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Selain membangun Diving Center di Luk Panenteng, mahasiswa KKN juga membuka jalan akses menuju O’ang Basal di Desa Sambulangan.
Acara peresmian Diving Center dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Banggai Kepulauan, Serfi Kambey, didampingi jajaran Kepala Dinas Pariwisata, pemerintah desa, pelaku wisata, dan mahasiswa KKN-PPM UGM. Kehadiran masyarakat yang antusias menunjukkan besarnya harapan terhadap kemajuan sektor pariwisata setempat. Serfi Kambey dalam sambutannya menekankan pentingnya memanfaatkan potensi alam secara bijak demi kesejahteraan masyarakat. “Kita ingin wisata bahari ini berkembang tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya,” ujar Bupati dalam keterangan yang dikirim Rabu (13/8).
Pembangunan Diving Center Luk Panenteng sendiri sudah dimulai sejak 2018 sebagai bagian dari strategi memperkuat daya tarik wisata bahari Banggai Kepulauan. Fasilitas ini dilengkapi ruang penyimpanan peralatan selam, area pelatihan dasar, dan dermaga kecil untuk akses kapal wisata. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan muncul lapangan kerja baru bagi pemandu selam lokal, instruktur diving, hingga operator wisata laut. Mahasiswa KKN-PPM UGM juga berkontribusi dalam penyusunan program pelatihan selam dan promosi wisata, sehingga fasilitas ini dapat segera dimanfaatkan secara optimal.
O’ang Basal merupakan fenomena geologi karst berdiameter sekitar 45 meter dan kedalaman lebih dari 50 meter, menawarkan potensi wisata unik yang memadukan daya tarik alam dan riset ilmiah. Lokasinya terhubung langsung dengan laut dan kini dapat diakses lebih mudah berkat pembangunan jalan baru. Dengan akses ini, wisatawan dan peneliti dapat menjangkau lokasi secara aman dan nyaman. Mahasiswa KKN-PPM UGM juga membantu memetakan potensi geowisata dan membuat materi edukasi untuk pengunjung agar wisata berbasis konservasi dapat berjalan secara berkelanjutan.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menegaskan bahwa pembangunan pariwisata di Banggai Kepulauan merupakan contoh baik pemberdayaan berbasis masyarakat yang memadukan kekuatan berbagai pihak. Menurutnya, Community Based Diving Center menjadi model inspiratif bagi daerah pesisir lain di Indonesia karena melibatkan kolaborasi lintas sektor, perguruan tinggi, dan masyarakat lokal. “Selain mendukung pariwisata bahari dan ekowisata, diving center ini juga menjadi living lab untuk riset, pendidikan, dan inovasi desa wisata berbasis konservasi, sekaligus meneguhkan posisi Banggai Kepulauan sebagai laboratorium pengembangan desa wisata berkelanjutan di kawasan Indonesia Timur,” ungkapnya.
Sinergi yang terbangun melalui peresmian dua fasilitas ini membuktikan bahwa pelestarian alam dan pengembangan ekonomi dapat berjalan beriringan. Partisipasi aktif mahasiswa KKN-PPM UGM dalam mendampingi masyarakat menjadi penguat bahwa pembangunan berbasis potensi lokal bisa diwujudkan secara inklusif. Banggai Kepulauan pun semakin menegaskan dirinya sebagai destinasi wisata bahari yang tidak hanya indah, namun menjadi simbol komitmen bersama untuk keberlanjutan.
Penulis : Triya Andriyani
Foto. : Tim KKN-PPM UGM Banggai Kepulauan