Keberadaan perpustakaan menjadi bagian penting bagi sebuah perguruan tinggi. Tidak heran jika banyak orang mengibaratkan jika perpustakaan itu tak ubahnya sebagai jendela dunia. Sebab, di sanalah kita bisa mendapat segala macam informasi tentang pengetahuan yang dapat kita akses lewat buku atau jurnal internasional. Begitupun dengan perpustakaan UGM. Perpustakaan ini menyimpan banyak koleksi buku tercetak maupun digital dari beragam kluster ilmu. Di kampus UGM, selain ada perpustakaan UGM sebagai perpustakaan universitas, ada juga perpustakaan fakultas dan sekolah yang menyimpan koleksi dari ranah bidang ilmu yang digeluti di masing-masing fakultas.
Perpustakaan UGM berada di selatan Gedung Pusat. Gedung lima lantai ini menempati bekas Gedung Konferensi Kolombo pada 19 Desember 1959, yang lebih dikenal sebagai Perpustakaan UGM Unit II dengan luas bangunan 4.461 m2. Sebelum berada di selatan Gedung Pusat, awalnya perpustakaan UGM berdiri berdiri pada 1 Maret 1951 di Jl. Panembahan Senopati yang sekarang menjadi Hotel Limaran saat itu kampus UGM masih berada di lingkungan Kraton.
Setelah kampus UGM mulai terbangun di kompleks Bulaksumur, Perpustakaan UGM berpindah ke Sekip Unit V tanggal 31 Juli 1975. Hingga 1 April 2012 semua unit di Perpustakaan UGM telah menempati satu lokasi yaitu di Bulaksumur 16 Yogyakarta dengan penambahan 2 gedung baru yang diharapkan Perpustakaan UGM dapat lebih maksimal dalam melayani penggunanya.
Kepala Perpustakaan UGM, Dra. Nawang Purwanti, M.Lib., mengatakan Perpustakaan UGM sebagai perpustakaan perguruan tinggi yang unggul, berwawasan global, andal dalam mendukung pendidikan dan pembelajaran inovatif serta penelitian yang berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
“Perpustkaan UGM itu bisa menjadi mitra civitas akademika dalam melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul dan berkelanjutan,” kata Nawang, Jumat (11/8) di Kampus UGM.
Seiring dengan perkembangan teknologi dengan revolusi industri 4.0 yang ditengarai dengan kehadiran kecerdasan buatan, otomatisasi, bioteknologi, dan lain sebagainya telah mendorong kompleksitas tantangan pendidikan dan pengajaran di institusi Pendidikan Tinggi. Namun begitu, lulusan dengan keterampilan dan kompetensi yang adaptif, inovatif, kolaboratif, dan lincah menjadi tuntutan institusi Pendidikan Tinggi untuk menjawab percepatan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja masa depan. “Untuk merespons kebutuhan tersebut, UGM berkomitmen mewujudkan pendidikan transdisiplin yang unggul, inovatif, inklusif, dan aplikatif. Perpustakaan juga memiliki andil di situ,” katanya
Menjawab pertanyaan wartawan soal jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun, Nawang menyebutkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan Universitas Gadjah Mada terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Umumnya mereka datang untuk membantu ketersediaan data untuk kepentingan penulisan skripsi, tesis dan disertasi serta referensi untuk kebutuhan riset dosen dan mahasiswa.
Dikatakan Nawang, pada tahun 2021 saat masa pandemi Covid-19 masih berlangsung, jumlah pengunjung menurun drastis. “Jumlahnya hanya 5.885 pengunjung,” katanya.
Usai masa pandemi, pada tahun 2022, jumlah pengunjung meningkat menjadi 212.135. “Hingga bulan Mei tahun 2023 jumlah pengunjung mencapai 53.697,” paparnya.
Adapun jumlah koleksi tercetak berupa buku di perpustakaan UGM hingga pada bulan Mei tahun 2023 mencapai 423.979 judul atau 639.081 eksemplar. “Jumlah ini meningkat sebelum tahun 2022 dengn jumlah koleksi 635.149 eksemplar atau 421.336 judul buku,” tuturnya.
Sementara koleksi elektronik atau digital baik yang berasal dari langganan maupun kepemilikan sendiri hingga bulan Mei tahun 2023 terdiri dari E-Journal sebanyak 38.950 judul , 54.881 judul E-Book, 220.043 judul E-Theses, 196.000 data E-Datasheet, 44.212 data E-Company Profile, dan 30.705 judul E-Proceedings.
Menurut Nawang, Perpustakaan UGM terus berbenah untuk menunjang proses pembelajaran dan riset dengan adanya ketersediaan sumber referensi pengetahuan bagi mahasiswa dosen dan mahasiswa. Di tengah tingkat literasi digital yang rendah di Indonesia, perpustakaan UGM tetap bertransformasi menjadi penyedia data dan informasi sumber pengetahuan terkini lewat koleksi buku terbaru maupun lewat ragam koleksi digitalnya berupa E-journal dan E-Book.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto. : Firsto