Untuk pertama kali Tes UM UGM CBT digelar di Nusa Tenggara Timur. Berlokasi di Kupang, UM UGM CBT 2024 diikuti sebanyak 76 lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terpusat di Aula Nusantara Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/5).
Dari 76 peserta, sebanyak 50 mengikuti tes UM UGM CBT kelompok Saintek dan 26 kelompok Sosial Hukum. Tes UM UGM CBT di Kupang merupakan hasil kerja sama antara UGM dan Kagama Pengurus Daerah NTT.
Sebagai panitia lokal, keduanya telah melakukan berbagai langkah strategis persiapan UM UGM CBT 2024. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi sejak 20 Maret 2024 kepada SMA dan SMK di wilayah tersebut.
Sosialisasi dilakukan secara hibrid, dengan mengundang kepala sekolah atau perwakilan guru bersama 3 hingga 5 murid yang memenuhi syarat, yang masuk dalam ranking 10 besar. Acara sosialisasi berlangsung di SMA Negeri 3 Kupang dan disiarkan langsung melalui kanal Facebook yang mencakup seluruh wilayah NTT.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D menyatakan pelaksanaan UM UGM CBT di Kupang merupakan kebijakan yang ditempuh oleh UGM untuk memudahkan calon mahasiswa di wilayah Nusa Tenggara Timur dalam mengikuti tes UM UGM CBT.
”Kami ingin menjangkau calon-calon mahasiswa di seluruh Indonesia bisa mengikuti tes seleksi UGM tanpa hambatan jarak. Jadi kami mendekatkan diri, agar tes bisa dijangkau oleh putra-putri daerah di wilayah Kupang dan sekitarnya”, ungkapnya.
Gandes menuturkan selain kedekatan secara geografis, gelaran pelaksanaan tes di beberapa daerah sebagai wujud keterbukaan UGM untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa dari seluruh penjuru Indonesia.
Untuk menunjang pelaksanaan ujian, penitia lokal menyiapkan gedung yang bersih dan nyaman dengan fasilitas kelengkapan. Berbagai fasilitas tersebut seperti AC, LCD, sound system, kemudian kursi dan meja sesuai standar, termasuk jaringan internet yang optimal.
Pada saat tes berlangsung, panitia lokal pun melakukan pengamanan ketat sebagai upaya mengantisipasi potensi kecurangan. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pemeriksaan setiap peserta yang masuk menggunakan detektor logam, serta pemeriksaan secara saksama kesesuaian identitas diri dan dokumen persyaratan lainnya untuk memastikan keamanan dan keabsahan peserta.
“Kami telah melakukan berbagai persiapan yang matang untuk memastikan kelancaran pelaksanaan ujian ini. Sosialisasi yang kami lakukan melalui berbagai platform dan langkah pengamanan yang kami terapkan adalah upaya kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta, serta memastikan integritas ujian,” Robert Fanggidae, Ketua Panitia Ujian Masuk UGM CBT di NTT.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Panitia Ujian Masuk UGM CBT di NTT diharapkan proses seleksi ini dapat berlangsung dengan lancar. Selain itu bisa memberikan kesempatan yang adil bagi semua peserta untuk mengukur potensi akademik yang mereka miliki.
Pengalaman mengikuti tes disampaikan Natania Kalista, salah satu peserta asal SMA Negeri 3 Kupang. Dia sangat berharap penyelenggaraan UM UGM tahun depan dijadwalkan agar tidak berdekatan dengan UTBK. Dia beralasan waktu belajar yang tersedia cukup sedikit, dan terhitung hanya beberapa minggu sehingga kurang memadai untuk persiapan dalam menghadapi UM UGM.
“Lega, perasaan saya setelah mengikuti ujian masuk UGM. Rasanya tak ada beban lagi untuk belajar dan tidak ada lagi kepikiran bagaimana membayangkan soal-soal yang keluar pada saat ujian mandiri,” ungkapnya.
Penulis: Alvi Hidayati Aziza
Editor: B. Diah Listianingsih