Anggrek merupakan sumber keragaman hayati yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hingga saat ini, terdapat lebih dari 5.000 jenis anggrek alam dari 30.000 spesies anggrek di dunia ada di Indonesia. Sayangnya, keberadaan tanaman yang berpotensi dikembangkan menjadi biomedis ini semakin terancam karena alih fungsi lahan, bencana alam, hingga pencurian. Oleh karena itu, diperlukan usaha pelestarian anggrek baik secara in situ maupun ex situ.
Universitas Gadjah Mada melalui kegiatan riset dan pengabdian kepada masyarajat untun terus menaruh perhatian pelestarian anggrek melalui usaha riset perbanyakan bibit tanaman anggrek lewat teknologi kultur jaringan dan konservasi anggrek alam secara ex situ melalui kebun anggrek yang berada di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, di Berbah, Kalitirto, Sleman.
Sebagai bunga yang menyandang gelar puspa pesona nusantara, anggrek kini banyak dilirik sebagai salah satu bunga yang memiliki peluang bisnis. Potensi bisnis ini sangat menjanjikan sehingga sangat masuk akal jika banyak pecinta tanaman hias yang memulai usaha budi daya bunga anggrek. Memiliki banyak koleksi serta misi untuk menginformasikan, mengenalkan, dan mengedukasi masyarakat mengenai jenis-jenis anggrek,
Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM berencana akan menggelar Festival Anggrek untuk yang pertama kalinya. Festival ini akan diselenggarakan di Kebun Anggrek PIAT UGM, Jalan Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu, 18 Mei 2024. Kegiatan festival akan berlangsung pukul 09.00–14.00 ini, selain memamerkan koleksi anggrek PIAT, juga akan menggelar lelang anggrek yang dimiliki oleh komunitas mitra PIAT, diantaranya AKM Garden, Kusuma Plant, Palagan Orchids, Angkasa Orchids, Opak Anggrek, Kebun Kita, dan Agri Orchids.
Alan Soffan, Ph.D. selaku Kepala PIAT UGM dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (16/5) menjelaskan bahwa tujuan dari diadakannya Festival Anggrek PIAT dalam rangka untuk mengenalkan anggrek sebagai alternatif bisnis dan mental healing yang dikemas sebagai re-opening kebun anggrek PIAT. “Kita sering melihat sudah banyak yang membudidayakan anggrek di rumah. Keindahan dan keunikan anggrek dipercaya bisa menjadi stress relief bagi penggemarnya sehingga mendukung self-healing untuk kesehatan mental,” tuturnya.
Alan menambahkan, selain lelang anggrek, rangkaian kegiatan festival meliputi talkshow dengan tema Mindfulness Bisnis Anggrek: Menemukan Ketenangan Melalui Budi Daya Tanaman, serta lomba mewarnai bagi siswa TK dan SD kelas 1 sampai 3. Pada kegiatan talkshow, PIAT akan menghadirkan akademisi UGM, pebisnis anggrek, serta praktisi dari Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia.
Alan berharap kegiatan Festival Anggrek ini bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam rangka mengenalkan anggrek yang tidak hanya bisa dinikmati sebagai tanaman hias, namun juga bisa digunakan sebagai sarana edukasi dan ketenangan jiwa.
Penulis: Triya Andriyani
Editor: Gusti Grehenson