President National University of Singapore (NUS), Prof. Tan Eng Chye dan rombongan perwakilan NUS yang didampingi oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M. Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyambangi kawasan Fasilitas Kerohanian dan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada. Kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kolaborasi UGM dan NUS
Kunjungan pihak UGM dan NUS pada Senin (2/8) sore ini dimulai dengan meninjau Kawasan Kerohanian UGM yang berada di Jl. Podocarpus, Sendowo. Kawasan Kerohanian UGM ini baru saja diresmikan pada Desember 2023, bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-74 UGM. Kawasan kerohanian ini terdiri atas dua bangunan gereja, masing-masing untuk kegiatan kerohanian agama Katolik dan Kristen Protestan, wihara untuk peribadatan agama Buddha, klenteng untuk peribadatan agama Konghucu, serta pura untuk peribadatan agama Hindu.
Rektor UGM yang ditemani beberapa Dekan UGM memperkenalkan masing-masing tempat ibadah. Pembangunan fasilitas kerohanian ini menurut Rektor sebagai salah satu bentuk pembangunan karakter mahasiswa dan nilai-nilai inklusivitas. “Warga UGM sangat heterogen sehingga perlu diwadahi, salah satunya dalam hal keberagamaan,” jelas Ova pada delegasi NUS.
Prof. Tan Eng Chye dan perwakilan NUS kemudian memasuki masing-masing tempat ibadah yang ada sembari mengulik keberagaman agama yang ada di Indonesia yang tercermin melalui masing-masing bangunan. Beragam komentar muncul dari delegasi NUS seperti membahas filosofi pura dan sistem kalender Saka. Salah satu komentar muncul dari Prof. Tan Eng Chye yang menyebut, “Keberagaman di UGM sangat unik dan memiliki masing-masing filosofi.”
Perjalanan delegasi NUS dilanjutkan menuju kawasan GIK dengan bus listrik. Sesampainya di GIK, rombongan disambut oleh Dr. Hargo Utomo, M.B.A. selaku Direktur Pengembangan Usaha dan dan Inkubasi UGM dan tim manajemen GIK. Ia mendampingi Rektor dan Dekan dalam memperkenalkan area-area di GIK. Kunjungan tersebut memperlihatkan fasilitas-fasilitas yang nantinya akan digunakan di wilayah seluas 83 ribu meter persegi itu seperti ruang kelas, student center, area perkantoran, dan rooftop.
Dalam audiensi yang digelar pada salah satu ruang kelas, Hargo menjelaskan program-program dan rangkaian kegiatan yang akan menunjang pendirian GIK. “Nantinya GIK yang merupakan super creative hub di Asia Tenggara. akan menjadi pusat UGM Science Technopark dan juga Innovative Academy, yaitu program inkubasi startup di UGM.” Perwakilan UGM dan NUS kemudian menyambangi masing-masing stand start-up yang lahir dari program Innovative Academy, salah satunya adalah Inspirasien.
“Inspirasien adalah platform penunjang kesehatan dan advokasi pasien di Indonesia dengan mengutamakan berbagai kemudahan akses kebutuhan esensial pasien terutama pasien dengan penyakit kronis,” jelas salah satu perwakilan Inspirasien pada Prof. Tan Eng Chye dan Prof. Ova.
Tampak perwakilan NUS menyimak penjelasan mengenai masing-masing start-up yang diluncurkan pada 2021 ini dan berdiskusi hangat mengenai pengembangan program. Tidak lupa, mereka juga memboyong beberapa produk startup sebagai cenderamata. “Teruslah berkarya dengan baik,” pesan Prof. Tan Eng Chye.
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson