
Program Studi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati (PKKH) Fakultas Biologi UGM secara resmi terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang berlaku selama 5 tahun. Capaian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan PKKH sebagai program studi profesi pertama di Asia dan kedua di dunia yang secara khusus mendidik dan menyiapkan Kurator Keanekaragaman Hayati yang unggul dan profesional. Sekedar informasi, program studi ini menyelenggarakan pendidikan terkait kurator keanekaragaman hayati selama 1 tahun atau dua semester dan mahasiswa yang lulus akan memperoleh gelar Kur.Biodiv. atau Bio.Cur. dalam Bahasa Inggris.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, mengatakan capaian status akreditasi ini merupakan pengakuan atas keseriusan dan kesiapan PKKH dalam menyelenggarakan pendidikan profesi yang bermutu, serta menjadi refleksi nyata dari komitmen program studi terhadap visi untuk menghasilkan Kurator Keanekaragaman Hayati yang berjiwa Pancasila, unggul, percaya diri, profesional, berkebudayaan, kreatif, inovatif, dan kolaboratif secara nasional serta berstandar internasional. “Biokurator Keanekaragaman Hayati di Fakultas Biologi UGM adalah yang pertama dan satu-satunya di Asia,” ujar Budi, Kamis (24/4).
Dengan pencapaian yang diraih oleh Fakultas Biologi UGM, Budi berharap agar program studi ini dapat menjangkau seluruh kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia, tidak hanya di darat, tetapi juga di laut. Menurutnya, melalui program studi ini bisa melahirkan kurator atau ahli-ahli yang kompeten dalam mengamankan, mendata, menganalisis, dan memetakan tren ke depan dari keanekaragaman hayati di Indonesia.
Tidak hanya sampai di situ, tambahnya, Program Studi ini juga diharapkan untuk bisa terus mengembangkan kapasitas dan kualitas SDM Indonesia dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Budi juga menyatakan bahwa para ahli ini nantinya juga bisa menjadi agen perubahan di lingkungan kerja mereka untuk mengembangkan SDM. “Ke depannya, kami berharap program studi ini bisa dikembangkan di perguruan tinggi lain. UGM harus selalu berada di depan sebagai contoh baik bagi bangsa ini. Mudah-mudahan, 10 tahun ke depan, mayoritas biocurator dunia berasal dari Indonesia. Itu harapan saya,” katanya.
Melalui kurikulum yang adaptif dan terintegrasi dengan kebutuhan dunia profesi, serta kerja sama strategis dengan berbagai mitra institusi dalam dan luar negeri, Program Studi PKKH terus memperkuat kualitas penyelenggaraan pendidikan yang menekankan pada integritas, kompetensi, dan kepemimpinan dalam bidang konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati. “Melalui fokusnya pada konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, program ini juga bisa mendukung dan memperkuat upaya perlindungan, pemulihan, dan pemanfaatan ekosistem laut dan darat secara berkelanjutan,” pungkasnya.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson